Part 46»Kamu Healing, Aku Nething

11 3 0
                                    

Sudah lumayan lama sejak pertemuan antara dirinya dengan Utara di depan gerbang K-One. Dan sejak saat itulah Tenggara tak lagi bertemu dengan Utara. Entahlah, rasanya Utara seperti menghilang dari muka bumi.

Ketika mengaji pun Tenggara tak pernah melihat Utara datang ke mesjid untuk shalat berjamaah. Biasanya, setiap malam Selasa Utara akan mengajar muratal dan tajwid di madrasah. Namun sudah hampir sebulan Tenggara tak melihat keberadaan Utara di madrasah. Menghindarinya kah? Ah entahlah, Tenggara tak ingin menebak-nebak lagi, takutnya salah sasaran dan sakit hati lagi.

Walaupun sudah hampir sebulan Tenggara tak bertemu, tapi di whatsapp dan medsosnya, Utara nampak selalu online setiap hari. Masalahnya, entah sedang di mana dia sekarang.

Tak jarang Tenggara selalu gercep melihat sw atau sg dari Utara. Terakhir Utara membuat sw adalah dua hari yang lalu. Saat itu Tenggara kebetulan sedang di sekolah jam istirahat. Awalnya hanya sedang membalas chat biasa, tapi saat dirinya menggeser menu menjadi ke menu status, terlihat ada sw Utara yang baru saja diupload. Tak menunggu lama, Tenggara langsung saja membuka sw yang baru saja diupload itu karena memang sw itu lah yang selalu dirinya tunggu.

"Tumben dah lama gue gak denger cerita lo soal arah mata angin. Dah move on lo?", tanya Adel memecah keheningan yang menyelimuti di antara keduanya membuat Tenggara yang tengah flashback ke dua hari yang lalu tersadar. Sekarang ini, Tenggara kembali ke setelan pabrik. Lebih banyak diam dan fokus kepada HP dengan raut wajah flat serta berbicara pun hanya seperlunya.

Mendengar ada seseorang yang berbicara kepadanya, sontak saja Tenggara langsung mengangkat pandangannya, mengalihkan atensinya dari HP kepada Adel yang tengah menatapnya lekat sambil menyeruput minuman matchanya.

"Gapapa, lagi gak pengen aja.", Tenggara menjawab pertanyaan Adel dengan nada lemah dan helaan nafas di akhir kalimatnya. Entahlah, membicarakan Utara kembali membuatnya teringat kepada pertemuan dan obrolan terakhir antara dirinya dan Utara yang terkesan kurang mengenakan.

"Kalian berantem?", tanya Adel semakin penasaran. Pasalnya, sahabatnya ini biasanya selalu excited ketika menyangkut soal Utara, tapi kenapa sekarang malah 5L begini, patut dipertanyakan.

"Jangan bilang lo nyerah? Atau lo udah move on?", belum sempat Tenggara menjawab pertanyaan awal yang diajukan oleh Adel, Adel kembali mengajukan dua pertanyaan lagi sekaligus membuat Tenggara tanpa sadar memutar bola mata malas, mulai lagi bawelnya.

"Kek wartawan aja lo. Gue sama Kak Uta gak berantem, gue gak nyerah, gue cuma bingung aja, dan gue belum move on. Puas?", jawab Tenggara diakhiri pertanyaan dengan nada kesal membuat Adel hanya menampilkan deretan gigi rapihnya.

"Ya lo sih kebanyakan ngelamun akhir-akhir ini. Gak usah terlalu dipikirin. Lo gak kayak Tenggara yang gue kenal dulu deh, yang bodoamatan sama cowok, yang gak peduli sama cowok, yang gak larut dalam masalah. Udahan ya kek gini nya.", ucap Adel berusaha membangkitkan lagi Tenggara yang sudah sangat berbeda dari Tenggara yang dulu.

"Gue juga gak mau kek gini, gue gak mau mikirin dia yang gak mikirin gue kek gini, tapi otak gue selalu otomatis mikirin dia.", jawab Tenggara dengan helaan nafas frustasi.
"Kenapa ya Del? Kenapa gue harus suka sama Kak Uta?!",tanya Tenggara sambil mengusap wajahnya kasar.

Tenggara beranjak dari duduknya membuat Adel segera menahan satu lengan sahabatnya itu sambil bertanya.
"Mau ke mana lo? Bunuh diri?", tanya Adel ngawur membuat Tenggara memutarkan bola matanya.

"Kagak lah, yakali iman gue selemah itu cuma gara-gara masalah kek gini. Gue ke mesjid dulu, shalat Dhuha.", jawab Tenggara sambil berlalu dari hadapan Adel.
"Hilih, masalah kek gini masalah kek gini, si arah mata angin emang ya bener-bener.", gerutu Adel dengan bibir yang dibuat nyinyir senyinyir-nyinyirnya.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang