PART EMPAT

6.4K 187 2
                                    

Selamat membaca 👸
Semoga suka dan jangan lupa tinggalkan jejaknya ❤❤

Kelopak mata yang melindungi bola mata berwarna cokelat terang itu terbuka samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelopak mata yang melindungi bola mata berwarna cokelat terang itu terbuka samar. Menemukan berkas sinar yang menyilaukan penglihatannya. Aroma obat tercium menyengat, apa dia sedang di rumah sakit? Cewek itu menggeleng pelan dengan pertanyaan yang sedikit ambigu.

"Apa kamar rumah sakit seluas ini?" tanyanya seraya bangun dan menduduki dirinya sendiri.

Tidak. Arzela menggeleng pelan. Dia bukan di rumah sakit, tapi kenapa ada selang infus dan beberapa peralatan rumah sakit disini? Dimana ini?

"Nona Arzela sudah bangun?"

Suara itu membuat Arzela langsung menoleh. Seorang pria berjas rumah sakit dengan kacamata yang membantunya melihat dengan jelas masuk kedalam kamar sambil tersenyum ramah. Seumur-umur, Arzela tak pernah melihat ada orang yang tersenyum padanya. Ini sedikit aneh.

"Bagaimana perasaan nona sekarang?" tanya pria itu ramah.

Arzela sedikit tersentak sampai cukup lama terdiam karena bingung. "Baik, pak dokter."

Pria itu menganggukkan kepalanya perlahan. "Syukurlah hasil CT nya baik. Namun ada trauma Abdomen diperut Nona. Hal ini bisa dipicu akibat serangan fisik yang tertubi-tubi hingga membuat abdomen anda trauma. Itu penyebab anda pingsan tadi."

Arzela mengangguk pelan. "Saya dimana, dok?" tanya Arzela kemudian.

"Ini unit 517."

Arzela semakin bingung. Kerutan didahinya menandakan bahwa pikirannya sedang bergelut dengan rasa keingintahuan.

"Udah sadar lo?"

Ruangan seketika senyap. Hanya terdengar detak jam dinding setelah suara bariton tegas dan berat itu memenuhi ruangan. Arzela menoleh dari dokter tadi kearah pintu dengan hati-hati. Semakin lemas dirinya mendapati Zaigan berjalan masuk kedalam kamar tanpa mengenakan kaos atau apapun yang menutupi pahatan dewa ditubuhnya itu. Hanya sebuah handuk putih yang melingkar di lehernya.

"Zen?"

"Tuan Zaigan menemukan anda pingsan di depat unit 518. Jadi dia langsung menghubungi saya yang merupakan dokter pribadinya."

Arzela menoleh lagi pada Zaigan yang menatapnya seolah tak terjadi apa-apa antara mereka. Tidak. Arzela tidak bisa berada terus disini. Cewek itu bergegas mencabut selang infus yang tertempel ditangannya namun malah membuat bekas jarumnya mengeluarkan darah. Arzela terdiam menatap darahnya bercucuran deras dari punggung tangan. Sementara dokter tadi buru-buru mendekati Arzela dan memperbaili selang infus cewek itu agar tak lagi mengeluarkan darah. 

"Lo gila?" tanya Zaigan.

"Gue nggak mau disini. Gue mau balik ke unit gue."

Zaigan menggeleng pelan. "Istirahat disini malam ini."

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang