PART DUA PULUH ENAM

4.6K 158 2
                                    

Selamat datang dan selamat membaca ❤

Semoga suka 👻

Sudah lama rasanya Arzela tidak merasakan dinginnya tempat tidur miliknya sendiri. Saat ini, cewek itu tengah berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya yang terkesan hangat. Dan kembali lagi, pukul sepuluh malam itu, dia tidak bisa memejamkan matanya. Bahkan tak ada rasa kantuk sama sekali yang menyerang seolah dia sudah meneguk dua gelas kopi hitam hari itu.

Semuanya kembali terasa. Zaigan bukan meninggalkannya tapi bilang kalau ingin pergi ke rumah sakit sebentar. Arzela sebenarnya enggan ditinggal, kalau bisa dia ingin ikut Zaigan kemanapun cowok itu ingin pergi. Karena kalau sendirian, Arzela yakin dia akan kembali suram lagi. Tapi bagaimanapun juga, Arzela tidak bisa selalu bergantung dengan Zaigan. Takutnya dia tidak bisa menghadapi dunia dengan caranya sendiri karena selalu ada bayang-bayang Zaigan dibelakangnya.

Arzela hanya diam. Setelah kembali senyap, dia merasa tidak enak. Karena akhir-akhir ini dia belajar banyak hal tentang berbicara terhadap orang lain. Zaigan mengajarkannya banyak hal secara tidak langsung. Dan itu membuatnya bangga telah berhasil sampai ke tahap ini meski sering jatuh dan bangun.

Suara gedoran dari arah luar terdengar. Arzela buru-buru turun dari kasurnya untuk membukakan pintu dan melupakan rasa sakit yang masih terasa dikakinya. Saat terbuka, ternyata bukan pintunyanyang digedor. Melainkan pintu unit milik Zaigan. Seorang cewek berdress selutut berwarna biru berdiri sambil mengetuk dan membunyikan bel unit itu. Sampai akhirnya dia berbalik saat menemukan Arzela berdiri didepan pintu dengan bingung.

"Eh maaf, kak. Aku ganggu ya?"

Arzela tersenyum samar. "Mau cari siapa?"

"Kak Zen. Kakak tahu dia kemana?"

Arzela cukup ragu untuk menjawab. Jadi dia memberikan cewek pertanyaan karena takut terjadi apa-apa jika Arzela sembarangan mengatakan hal yang tak seharusnya dia katakan.

"Kalau boleh tahu, kamu siapa?"

Cewek itu tersenyum ramah. "Aku Ghea, adiknya kak Zaigan."

Arzela sempat tertegun sebelum matanya melotot sekilas. Setelah bertemu dengan kakaknya, kenapa Arzela malah bertemu juga dengan adiknya? Adik Zaigan itu tampak sangat cantik dan lugu. Jelas dia pasti akan sangat terluka melihat keluarganya hancur karena perempuan lain. Perasaan bersalahnya kembali muncul sekarang, Arzela benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

"Atau kakak tahu nggak kata sandi unit kak Zen. Karena kayaknya dianudah ganti kata sandi deh," ucap Ghea kemudian.

Arzela jelas tahu. Tapi sebaiknya dia berpura-pura tidak tahu saja daripada urusannya bertambah panjang. Cewek itu menggeleng pelan.

"Maaf ya, Ghea. Aku nggak tahu kata sandinya berapa. Tapi aku bisa kasih tahu kamu kemana Zaigan pergi."

Wajah murung Ghea berubah sumringah. "Kak Zen kemana?"

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang