PART TIGA PULUH SATU

4.3K 153 5
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 😀😀
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya 👻👻

"Anak-anak udah datang, Zen,"

Zaigan yang sedang menyodok bola biliar itu menoleh sebentar sebelum berjalan untuk mencari posisi yang bagus. Dia hanya mengangguk dan membiarkan Alcatraz masuk kedalam basement garasi rumah Naven yang digunakan sebagai markas sementara untuk persembunyian Alcatraz.

Mulai dari Baron hingga Stephanus semuanya masuk dengan santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulai dari Baron hingga Stephanus semuanya masuk dengan santai. Seolah tak ada apa-apa dan permintaan Zaigan mengajak mereka berkumpul hanyalah sebatas membahas informasi terkait Ramos dan rencana yang harus mereka lakukan kedepannya.

Zaigan memperhatikan semua yang datang. Namun tak melihat keberadaan Emilio disana. "Mana Emil?" tanya Zaigan kemudian.

Semua yang baru saja bergabung bersama sang ketua tampak saling tatap. Benar juga, tidak terlihat Emilio diantara mereka sampai Ranto menjawab pertanyaan Zaigan.

"Tadi berhenti sebentar karena angkat telepon. Dia nyuruh gue sama Ang duluan," jawab Ranto.

Ang ikut mengangguk. "Palingan bentar lagi juga sampai. Nggak usah khawatir, kita tadi pisah disekitaran sini kok."

Benar saja. Tak lama setelah itu, Emilio masuk kedalam basement dengan santai pula. Semua orang tentu saja menatap cowok itu yang membuat Emilio tampak tidak nyaman.

"Kenapa pada lihatin?" tanya Emil.

"Tadi Zen nanyain lo," jawab Ang.

Emilio menatap Zaigan yang baru saja menyodok bola biliar hingga dua buah benda bundar itu sekaligus masuk kedalam lubang. Emilio menepuk pelan bahu Zaigan untuk memberitahu agar cowok itu tak perlu cemas lagi.

"Tadi nyokap gue nelpon. Dia mau nitip obat demam untuk adik gue," jawab Emil kemudian.

"Udah lo beli?" tanya Zaigan yang akhirnya meletakkan tongkat biliarnya keatas meja. Tak lagi tertarik untuk bermain bola-bola itu.

Emilio menggeleng. "Belum. Gue buru-buru kesini soalnya."

Zaigan mengangguk lalu meminta ponselnya pada Yasa dan segera menelpon seseorang. "Kak, tolong beliin obat demam diapotek terdekat untuk mamanya Emil. Langsung ya kak, Emil nggak bisa beliim soalnya masih disini. Thanks banget kak."

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang