PART DUA PULUH SEMBILAN

4.6K 140 2
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 😍
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya 🌼🌼

Jalanan ibukota yang mulai terasa ramai oleh lalu lalang kendaraan. Biasanya anak-anak muda berkeliaran keluar dari rumah untuk nongkrong disuatu tempat atau berbondong-bondong mengunjungi klub malam dan menghabiskan waktu untuk berpesta disana.

Tapi dua orang anak sekolah menengah atas yang berjalan berdampingan menyusuri trotoar dipinggir jalan itu sekarang sedang melangkah untuk kembali ke apartemen mereka. Penampilan keduanya juga beberapa kali mengundang gelak tawa serta ejekan dari orang-orang yang lewat.

"Beneran nggak mau naik mobil?" tanya Zaigan memecah keheningan.

Arzela menoleh seraya menggeleng. "Nanti mobilnya Sempit. Bajunya kebesaran soalnya," jawab cewek itu. Zaigan menatap Arzela yang sedang kesusahan mengangkat roknya yang cukuo lebar. "Tapi gue suka. Acara malam ini bikin gue kayak seorang putri kerajaan."

Senyum Arzel mengembang dibalik bibirnua yang masih tersisa stain merah yang mengkilap. Cewek itu tak bisa bersuara lagi karena mengingat apa yang terjadi di sekolah tadi. Dia menari, seolah tidak ada hal yang bisa membuatnya hancur. Zaigan juga turut ada didepannya untuk membantunya berputar, merengkuh pinggangnya dan membawanya untuk mengikuti irama. Semua yang dia lakukan malam iti adalah mimpi yang tidak disangka akan menjadi kenyataan. Apalagi sekarang ada orang yang tidak sungkan mengajaknga berdansa disaat orang lain menjauh karena tak ingin celaka.

"Kita akan adain lagi suatu saat nanti," kata Zaigan. Arzela kembali menatap cowok itu. Senyumnya tak pernah hilang dari pandangan Zaigan.

"Gue ngerasain ini sekali aja udah bersyukur banget. Pokoknya, malam ini gue senang banget, gue nggak tahu apa yang bikin gue senang. Tapi gue beneran ngerasa ini luar biasa."

Terdengar rasa yang sangat antusias lewat nada bicara Arzela. Entah kenapa Zaigan tidak bisa menghapus senyum yang tergurat dibibirnya kala itu. Mungkin benar ini memang kali yang pertama Zaigan melihat siapa diri Arzela yang sebenarnya. Cewek yang bahkan tidak mau membalas kejahatan orang lain itu sungguh mendambakan akhir yang bahagia dalam hidupnya.

Tapi kemudian terbersit sebuah ketakutan dalam diri Zaigan. Jauh didalam lubuk hatinya, Zaigan menyesal telah membawa Arzela masuk kedalam hidupnya. Jika saja Arzela tidak ada disampingnya sejak awal, cewek itu takkan merasakan hal buruk. Mengingat kehidupan Zaigan tidak jauh dari orang-orang jahat yang berusaha menyakitinya. Bagaimana jika nanti Zaigan tidak bisa menyelamatkan Arzela. Apa dia harus kehilangannya?

Namun sepertinya Zaigan tak terlalu mempermasalahkannya. Selama Arzela bahagia dan ada dia diantara kebahagiaan cewek itu, Zaigan bisa tenang. Yang terpikirkan dalam pikirannya sekarang hanyalah bagaimana caranya melihat Arzela bahagia setiap hari tanpa membiarkan cewek itu berpikir untuk melukai dirinya lagi.

"Apa hal-hal sederhana seperti itu bisa bikin lo sebahagia ini?" tanya Zaigan yang memasukkan tangannya kedalam saku celana.

Arzela mengangguk pelan. "Gue udah terbiasa hancur dan terluka. Tapi nggak peduli seberapa sulit pun hal yang gue lalui, gue nggak boleh menyesali apapun pada hal-hal yang membuat gue tersenyum."

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang