PART EMPAT PULUH DUA

4K 126 1
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 🌼🌼
Semoga suka ya 😊

Arzela keluar dari apartemennya sambil mengikat rambutnya sembarang. Cewek itu menatap pintu dihadapan unitnya dengan mata yang sedikit menyipit. Apa pemilikinya masih hidup? Untuk memastikan, Arzela bahkan merogoh ponselnya dari balik mantel flanel sepanjang lutut yang dia kenakan dan melihat notifikasi pesannya. Tak ada satupun pemberitahuan dari Zaigan sepanjang malam setelah cowok itu pamit untuk berkumpul bersama Alcatraz.

Cewek itu menghela napas kasar. Dia berjalan sendiri menuju lift sebelum menyadari bahwa sudah ada orang lain yang berdiri disebelahnya. Arzela sempat tersentak namun pada akhirnya dia menghela napas lega.

"Jadi sekarang lo mau pergi ke sekolah tanpa gue?"

"Oh ternyata tertangga sebelah masih bernyawa," sindir Arzela.

Zaigan terkekeh. "Gue pulang subuh tadi."

"Terus tidur dimana?" tanya Arzela. Namun dia menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan itu. "Ah, rumah besar itu."

"Ada banyak hal yang harus gue pikirin, Zel. Apalagi gue akan turun jabatan sebentar lagi."

"Jadi lo akan berhenti menjadi ketua Alcatraz?" tanya Arzela sambil masuk kedalam lift.

Lift turun dengan tenang bersamaan dengan Zaigan yang mengangguk pelan. "Karena kita akan tamat."

"Jadi masa jabatan kalian itu dari awal sekolah sampai tamat ya?"

Cowok itu menggeleng pelan. "Tergantung situasi. Gue jadi ketua nggak dari awal karena ada kekosongan dalam posisi ketua."

Arzela mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Keduanya berjalan keluar dari lift saat benda bergerak itu sudah mengantarkan mereka ke parkiran gedung.

"Mama nanyain lo terus. Kapan mau ke rumah?"

Arzela semoat berhenti ketika dia ingin memasang seatbelt ke tubuhnya dan langsung menoleh menatap Zaigan yang tampak tidak terusik.

"Gue belum siap," kata Arzela langsung.

"Kenapa?"

"Lo pikir gue akan siap menghadapi mama lo yang baik itu setelah apa yang terjadi di masa lalu? Jangan lupa Zen, lo pernah benci sama gue karena perselingkuhan itu."

Zaigan tidak mengelak. Arzela benar bahwa masa lalu mereka tak sejalan dengan apa yang terjadi saat ini. Zaigan juga tidak paham kenapa mereka bisa menjadi sedekat ini bahkan memiliki perasaan akan takut kehilangan. Hanya saja dia bahagia menjalaninya bersama Arzela.

"Gimana kalau mama lo tahu gue siapa. Dia marah nggak ya?"

Zaigan menggidikkan bahunya tidak tahu. Dia juga buta dengan bagian itu. "Gue juga nggak tahu apa yang akan terjadi. Tapi apapun itu, lo harus dikenal sebagai Arzela. Bukan anak pelakor yang pernah merusak rumah tangga keluarga gue."

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang