PART LIMABELAS

6K 187 1
                                    

Selamat datang dan selamat membaca ❤❤❤
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaaa 😭😭😭

Mungkin ini adalah hal yang belum pernah Zaigan rasakan sebelumnya. Kalau dibilang gila, Zaigan 100% tidak waras karena sudah mengkhianati ibunya sendiri. Jika Shania tahu dia sedang bersama anak dari mantan selingkuhan suaminya, Shania pasti akan marah besar. Zaigan tidak tahu akan seperti apa, jadi dia tidak ingin membayangkannya. Tapi jika Shania mengerti apa yang terjadi pada hidup Arzela, bisakah dia berubah pikiran?

Setelah adegan peluk memeluk tadi, Zaigan mendapati Arzela terlelap dalam pelukannya. Karena tidak ada pilihan lain, Zaigan mengangkat tubuh Arzela dan membawanya masuk kedalam kamar. Mungkin akan terkesan terlalu dewasa untuk manusia yang berada dipertengahan usia remaja menuju dewasa. Tapi Zaigan yakin siapapun yang berada dalam kondisi yang sama seperti yang dia rasakan sekarang, mereka akan melakukan hal yang sama.

Zaigan menaikkan selimutnya hingga leher Arzela. Lalu duduk perlahan dipinggiran kasur agar tidak membangunkan Arzela. Kalau dipikir-pikir, Zaigan senang melihat Arzela tenang dalam tidurnya. Setidaknya ada waktu dimana dia bisa mengistirahatkan raga setelah diserang habis-habisan oleh manusia sebagai mahluk tak punya hati.

"Kok ada mahluk segila lo, Zel?" ucap Zaigan pelan. Cowok itu terkekeh tanpa sepengetahuan Arzela.

Tiba-tiba cewek itu tersenyum dalam tidurnya. Zaigan tidak tahu alasannya. Apa karena dia mendengar apa yang Zaigan katakan, atau ada mimpi lain yang membuatnya merasa bahagia.

"Ayah..." sebut Arzela yang masih terpejam. Alis Zaigan terangkat bersamaan. "Anasera ketemu orang yang baik banget."

Lanjutan kalimat Arzela semakin membuat Zaigan terdiam. Cewek itu sedang mengigau sekarang, dan Zaigan sungguh ingin mendengarkan.

"Dia orang yang hangat tapi juga dingin. Anasera ingin temenan sama dia, tapi nggak berani. Dia terlalu tinggi untuk Anasera gapai. Dan dia sudah hancur hatinya karena mama."

"Anasera nggak bisa deketin orang yang pernah terluka karena mama. Karena dia nggak akan maafin Anasera, yah."

Tak lama setelah Arzela tersenyum, cewek itu tiba-tiba menangis. Air matanya turun cukup deras membuat Zaigan berniat untuk membangunkan Arzela. Tapi tertahan karena ucapan Arzela selanjutnya.

"Ayah, kenapa tinggalin Anasera sendirian? Anasera kesepian, ayah. Anasera ingin ketemu ayah, tolong jemput Anasera, ayah. Anasera udah nggak kuat lagi, ini terlalu menyakitkan, ayah."

Zaigan menghela napasnya kasar. Cowok itu dengan pelan menepuk-nepuk kaki Arzela agar membantu Arzela untuk tenang. Meski butuh waktu lama, tepukan itu untungnya bisa membuat Arzela meminimalisir suara tangisnya dan akhirnya terlelap dengan tenang kembali.

"Gue suka lo diam dan tenang, Zel. Lo cantik kayak anak kucing yang lucu. Tapi gue benci lihat lo bangun dan selalu berusaha untuk minta maaf. Seharusnya lo tegas sama diri lo sendiri. Kalau lo nggak salah, lo nggak usah minta maaf."

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang