PART TIGA PULUH SEMBILAN

4.1K 133 1
                                    

Agak lama updetnya 😭😭
Selamat datang dan selamat membaca ❤
Kalian baca aja aku udah senang kok. Selamat membaca ya ❤❤

Zaigan menarik rem tangan mobilnya dengan pelan sambil melepaskan seatbelt yang masih berada ditubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zaigan menarik rem tangan mobilnya dengan pelan sambil melepaskan seatbelt yang masih berada ditubuhnya. Cowok itu kemudian menoleh kesamping dan mendapati Arzela masih duduk disana sambil memegangi seatbelt-nya dengan kedua tangan. Seolah enggan untuk turun dan tidak berniat keluar dari mobil.

"Ayo turun, ngapain?" tanya Zaigan membuat Arzela menoleh.

Cewek itu mengulum bibirnya ragu dengan mata yang terlihat tidak fokus. "Lo duluan aja."

"Kita turun bareng, ayo," tolak Zaigan segera.

Akhirnya Arzela mendengus pelan. "Gue beneran nggak siap ketemu sama Clarissa."

"Buat apa takut? Malah dengan lo menghindar kayak gini, dia akan tambah merasa menang."

Arzela menggeleng. "Lo tahu sendiri gue nggak pernah bisa menang. Kiri kanan semuanya adalah orang yang nggak suka sama gue karena mama udah menjadi piala bergilir orang tua mereka."

Zaigan menghela napas pelan. "Butuh waktu berapa lama sampai lo bisa keluar?"

"5 menit. Gue minta 5 menit disini ya?" pinta Arzela.

Zaigan mengangguk tanpa menghilangkan senyum tipis dibibirnya. Dia kemudian menurunkan sandaran kursi nya dan merebahkan diri disana sebentar membuat Arzela mengerutkan dahi.

"Kok lo nggak keluar?"

"Nungguin lo lah. 5 menit nggak akan lama."

"Tapi—"

"Udah," ucap Zaigan langsung. "Hilangin dulu rasa takut lo selama 5 menit. Baru boleh ngomong sama gue."

Akhirnya, Arzela mengatup bibirnya dan tidak bersuara lagi. 5 menit yang dia pinta akhirnya berakhir. Dan setepat waktu itu Zaigan bangun dari rebahannya yang hanya sebentar.

"Ayo turun."

Arzela mengangguk. Dia melepas seatbelt-nya dan turun dari mobil meski masih dalan keadaan cemas. Kalau-kalau dalam perjalanan menuju kelas, dia bertemu dengan Clarissa dan Meangurl.

"Apa lo nggak marah selama ini ditaklukan sama mereka?" tanya Zaigan kemudian.

Arzela mengangguk samar. "Marah."

"Terus kenapa nggak balas? Lo nggak bisa terus-terusan biarin mereka nyakitin lo."

"Tapi rasa bersalah gue nggak bisa hilang. Karena keluarga gue, keluarga mereka hancur, Zen!"

Zaigan berdecak. "Itu berita lama. Faktanya, lo udah nggak tinggal sama nyokap lo bertahun-tahun sejak bokap lo meninggal. Faktanya, lo benci nyokap lo yang kerja sebagai seorang pelacur. Mereka harus tahu bahwa lo bukan penyebab dari hancurnya keluarga mereka. Lo harus bisa berdiri dengan kaki lo sendiri untuk melawan. Kalau lo nggak melawan, lo akan terus-terusan tersiksa. Apa lo nggak kasihan sama diri lo sendiri?"

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang