PART DUA PULUH DUA

5K 153 1
                                    

Selamat datang dan selamat membaca yeorobun 👻👻

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ❤

Sepatu putih Arzela terlihat sedikit kotor saat dia menyusuri sebuah lorong yang minim penerangan diantara gedung-gedung tinggi. Sebuah rumah dua lantai diujung lorong tampak remang-remang, namun banyak orang keluar masuk dari sana. Entah apa yang merasuki Arzela saat itu. Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun, dia mengunjungi ibunya di rumah bordil tempatnya bekerja.

Sungguh menjijikkan. Arzela bisa melihat sisi gelap dari ibukota yang terlihat menawan setiap hari. Perempuan-perempuan tampak mengenakan pakaian yang tidak pantas, mabuk, merokok, dan bermesraan dengan pria-pria hidung belang yang sama sekali tidak memikirkan anak istrinya di rumah. Pemandangan paling tidak Arzela sukai selama dia bernyawa.

Semua orang yang melihat Arzela terlihat bingung. Cewek dengan hoddie ungu pastel yang kebesaran ditubuhnya itu mungkin merusak pemandangan diantara orang-orang yang bahkan tak segan membuka pakaian mereka. Arzela masuk kedalam rumah itu meski dengan perasaab takut. Dia terus masuk hingga akhirnya bertemu dengan orang yang ingin dia temui.

"Nyonya Rianda."

Perempuan yang dipanggil menoleh. Dia tengah menyesap rokoknya sambil menuangkan minum kedalam gelas seorang pria ketika Arzela datang. Rianda langsung membelalak dan tak ayal menarik tangan Arzela hingga mereka keluar dari rumah itu. Tanpa kata, Rianda melayangkan tamparan keras membuat Arzela tertegun merasakan pipinya perih sekali.

"Ngapain kamu disini? Kamu mau ngasih tahu orang-orang saya sudah punya anak?"

Arzela menghela napas kasar. "Aku akan hancurkan karir mama disini supaya bisa berhenti bersikap bodoh dan nggak punya harga diri."

"Apa? Nggak punya harga diri? Maksud kamu apa?!"

"Apa bekerja jadi PSK bikin mama superior? Apa cuma itu cara mama nyari duit selama ini. Dari papa masih hidup sampai aku tinggal sendirian? Apa mama nggak pernah sekali aja mikirin gimana perasaan aku?"

Rianda berdecak. "Untuk apa saya mikirin kamu. Saya nggak pernah mengharapkan keberadaan kamu!"

Rasanya seolah ditikam ribuan kali. Arzela mampu menahan perkataan orang lain namun rasanya seakan mati ditangan ibunya sendiri. Arzela mulai lelah dengan semua hal buruk yang ibunya lakukan. Namun tak sekalipun bertanya apakah dia baik-baik saja.

"Aku mohon cukup, ma. Cukup menghancurkan diri mama sendiri dan hidup kayak gini."

Bola mata Rianda berputar malas. "Saya nggak mau denger apapun dari kamu. Sebaiknya kamu pergi!"

"Kalau gitu berhenti ganggu aku. Kita akan berpisah dari sini dan nggak akan pernah punya hubungan apa-apa lagi. Aku cuma minta mama berhenti nyakitin diri sendiri, aku cuma minta mama jadi orang terbaik yang aku punya, aku cuma minta mama tanya aku gimana kabarnya. Apa itu sulit buat mama lakukan? Aku anak mama, tapi kenapa mama sejahat ini sama aku?"

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang