PART EMPAT PULUH ENAM

5.9K 207 27
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 💚💚

Semoga suka ya 🐋

Jangan lupa tinggalin jejaknya.

Seminggu sudah berlalu sejak Arzela dilarikan ke rumah sakit karena pingsan tiba-tiba. Keesokan paginya setelah Arzela sadar, Zaigan membawa cewek itu kembali ke unit apartemennya untuk beristirahat dan mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir. Dan setelah melewati masa sulit yang memuakkan, pada akhirnya ujian telah selesai dilaksanakan.

Arzela keluar dari unit apartemennya dan dikejutkan dengan sebuah kantong plastik yang tergeletak didepan pintu. Cewek itu segera mengangkatnya lalu membaca sebuat surat yang ada diatas kantong plastik itu.

Dari mama. Kamu sudah melakukan yang terbaik, Anasera. Mama sayang kamu. Jangan lupa dimakan ya.

Arzela melapalkan isi surat itu dengan desisan pelan. Senyumnya merekah saat itu juga dan tak berlama-lama, Arzela merogoh ponselnya dari saku blazer sekolahnya. Arzela menekan kontak seseorang sebelum menempelkan benda tipis yang dia pegang itu ketelinganya.

"Mama?"

Terdengar suara seperti orang yang sedang tergesa-gesa dari seberang telepon. Arzela memasang wajah bingungnya mendengar itu.

"Ma?"

"Iya, Ana?" jawab Rianda dari seberang sana.

"Mama lagi apa? Kok kayak tergesa-gesa gitu?"

Rianda terdengar berdeham. "Mama lagi beres-beres barang. Makanya capek. Gimana, paket mama udah sampe?"

Arzela mengangguk pelan. Senyumnya merekah melihat sesuatu yang kala itu dia jinjing. "Makasih ya ma, udah ngerepotin."

"Anasera," ucap Rianda tiba-tiba yang memberikan kesan menakutkan bagi Arzela. Cewek itu mengerutkan dahinya namun tetap diam mendengarkan. "Dengerin mama ya nak."

"Apapun yang terjadi, kamu jangan pernah mencari mama. Pulang ke rumah dan disana kamu nggak akan kenapa-kenapa. Kalau ada waktu, mama akan kembali nemuin kamu. Kita bisa pergi dari sini dan hidup di kota lain. Paham?"

Degup jantung Arzela mulai tak teratur. "Mama, ada apa? Mama buat Ana takut."

"Jangan pernah percaya siapapun, kamu paham?"

Arzela meneguk salivanya kasar. "Mama—"

"Jawab mama Ana. Paham atau tidak?" tanya Rianda dengan nada yang sedikit tinggi. Arzela bahkan tak mampu menyelesaikan kalimatnya selain menggantinya dengan yang baru.

"Iya, ma. Ana paham."

"Mama harus pergi. Sampai jumpa lagi ya, Ana. Mama sayang kamu."

Panggilan terputus sepihak. Arzela merasakan matanya yang mulai memanas karena sesuatu yang tidak biasa. Setelah semingguan tidak berkabar, sekalinya teleponan Arzela mendapatkan firasat yang tidak enak dari mamanya. Cewek itu menghela napas pelan dan berjalan sendiri menuju lift. Sebelum tiba-tiba ada tangan yang menggenggam tangannya membuat Arzela menoleh kesamping. Zaigan berdiri disebelahnya sambil tersenyum samar.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang