PART DUA PULUH TIGA

4.8K 158 5
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 😘

Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya 👽👽

Rumah sakit tampak sedikit sibuk malam itu. Para anggota Alcatraz mendapatkan pengobatan yang layak setelah terlalu banyak menghirup asap kebakaran tadi. Dan memilih untuk meninggalkan markas mereka ditangan kepolisian serta pemadam kebakaran.

Zaigan sudah berjalan-jalan untuk memastikan tidak ada yang terluka parah dalam kebakaran itu. Dia menyibak semua bilik sampai akhirnya berakhir dibilik Arzela. Cewek itu masih mengenakan alat bantu pernapasan karena asap kebakaran tadi membuat hiperventilasinya kambuh.

Zaigan lalu duduk dipinggiran ranjang, membuat suster yang sedang memeriksa menarik dirinya pergi.

"Apa kabar?" tanya Zaigan membuat Arzela tersenyum samar. Dia melepas ventilatornya agar bisa berbicara dengan baik.

"Baik," jawabnya.

Rasanya tenang melihat Arzela sudah lebih baik setelah dibawa ke rumah sakit. Zaigan menghela napas pelan, tanpa ragu meraih tangan Arzela dan meremasnya erat. Tidak ada kata yang terucap diantara keduanya. Zaigan seakan hanya berbicara lewat matanya yang mengatakan dia sangat khawatir. Karena target pembakaran ini adalah cewek dihadapannya itu. Kejadian ini membuat Zaigan semakin bersikukuh untuk melindungi Arzela. Terlebih mereka sudah terjebak dalam situasi berbahaya bersama hari ini. Bukan Zaigan yang bisa tinggal diam dan pasrah. Cowok itu harus balas dan menghancurkan semua yang terlibat dalam kejadian ini.

"Nanti Naven akan antar lo ke apartemen gue. Jangan keluar kecuali genting. Apapun yang terjadi, cuma gue yang boleh buka pintunya. Jangan biarin siapapun masuk kesana, paham?"

Arzela sedikit linglung namun segera mengangguk. "Lo mau kemana?"

"Kerja."

Genggaman tangannya terlepas. Zaigan sempat merapihkan rambut Arzela yang sedikit kusut sebelum pergi tanpa sepengetahuan siapapun yang masih beristirahat dibalik bilik mereka masing-masing. Tapi Arzela merasa cemas dan segera melepas selang infusnya untuk menyusul. Namun Naven menahan, cowok itu menggelengkan kepala ketika Arzela menoleh padanya.

"Nanti gue anterin lo pulang. Nggak ada yang bisa hentiin dia kalau udah ngamuk," ucap Naven.

Arzela menggeleng keras. "Gimana kalau dia terluka? Dia mau kemana, Ven?"

"Lo tenang aja. Dia nggak akan sendirian, pulihin dulu diri lo. Baru nanti gue anterin pulang. Kalau lo mau gue cepat nyusul Zaigan, lakukan apa yang gue suruh sekarang."

Arzela menghela napas kasar. Dia akhirnya kembali ke biliknya dan istirahat. Sedangkan Zaigan tampak mengendarai motornya dengan kecepatan maksimal. Tak butuh waktu lama baginya untuk tiba di sebuah gudang kosong yang gelap. Aroma alkohol menyeruak ketika Zaigan tiba, tentu saja sedang ada pesta setelah mereka berhasil hampir menyakiti orang-orang Zaigan tadi.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang