PART TIGA PULUH

4.7K 139 3
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 💝💝
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya ❤❤

"Ada yang tahu siapa yang nyerang Arzela kemarin?"

Bangsal tempat Chiko dirawat kala itu senyap mendengar suara Zaigan yamg tiba-tiba saja masuk kedalam sana masih dengan seragam sekolahnya.

Chiko tampak menghela napas. "Nggak pulang dulu lo?"

"Nggak sempat. Gue mau tahu siapa orang yang nyerang Arzela kemarin."

Marvin yang menjadi saksi penyerangan Arzela dan merupakan orang yang pertama kali membantu cewek itu angkat suara.

"Coba lo tanya anggota lo. Selain kalian berempat, siapa lagi yang tahu tempat tinggalnya Arzela," jawab Marvin.

Zaigan mengerutkan dahinya bingung. "Maksud lo apa?"

"Kayaknya ada pengkhianat dalam rumah lo. Gue minta penyelidikan sekarang," lanjut Marvin lagi.

"Nggak ada orang yang berani berkhianat selama gue memerintah. Kalau lo tahu orangnya, kasih tahu siapa."

Chiko tampak menghela napas pelan. "Semuanya tinggalin gue sama Zaigan berdua."

Tak ada sanggahan atau bantahan. Zaigan ditinggalkan bersama Chiko didalam ruangan itu sendirian. Cowok yang masih duduk diatas ranjangnya itu lalu turun dari sana sambil mendorong tiang infus untuk duduk di sofa dan meminta Zaigan untuk duduk didepannya.

"Apa Alcatraz sering ngadain rapat akhir-akhir ini?" tanya Chiko kemudian.

Zaigan mengangguk. "Bukan rapat yang besar. Cuma untuk cari tahu keberadaan Ramos dan antek-anteknya."

"Lengkap?"

Cowok dihadapan Chiko itu menggeleng. "Nggak selalu. Gue nggak bisa maksa mereka buat selalu hadir untuk Alcatraz kalau mereka punya sesuatu yang mendesak."

Chiko mengangguk pelan. "Gue nyuruh Marvin buat turun mantau Arzela. Tapi yang dia temukan adalah Emilio nungguin cewek lo didepan apartemen."

Dahi Zaigan seketika berkerut. "Emilio? Nggak mungkin, kak. Emilio juga jadi salah satu orang terbaik yang gue punya. Dia nggak mungkin berkhianat dari Alcatraz!" suara cowok itu seketika meninggi.

Pintu bangsal langsung terbuka. Marvin masuk kedalam untuk membenarkan ucapan Chiko. Bahwa yang dia lihat tadi malam itu tidak salah.

"Gue nggak bohong. Orang yang nyerang Arzela kemarin adalah Emilio. Dia langsung pake topeng buat menyamarkan diri."

Zaigan menggeleng. Tetap tidak percaya dengan apa yang Marvin katakan. "Gue tahu lo nggak suka posisi gue di Alcatraz sekarang. Tapi jangan pernah ngomong yang enggak-enggak tentang anak-anak gue."

Marvin berdecak. "Ini nggak ada hubungannya sama posisi lo, Zen. Tapi ini berhubungan sama kepercayaan Alcatraz selama ini. Kalau satu anak lo berani berkhianat, artinya ada yang nggak beres sama pemerintahan lo."

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang