PART DUA PULUH

5K 166 4
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 🍁🍁🍁

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya ❤❤❤❤

"KAK ZEN!"

Zaigan terkesiap mendengar suara riang seorang cewek menggema memantul hingga menusuk pendengarannya. Cowok itu membuka mata dan langsung melihat kehadiran Ghea di kamarnya. Cowok itu tersenyum samar, lalu bergerak bangun meski sedikit malas.

"Kak Zen kenapa masih tidur? Udah siang!" kata Ghea yang berjalan mengitari kamar Zaigan.

Sementara cowok itu bangun dari duduknya, lalu berdiri dan segera membalas pelukan Ghea yang langsung menghambur kedalam pelukannya.

"Sama siapa kesini?" tanya Zaigan.

"Mama dan kak Dam."

Netra Zaigan langsung cerah mendengar mamanya ada di apartemen itu. "Mama ikut?"

Ghea mengangguk dan menarik tangan Zaigan untuk keluar dari kamar. Dan seketika senyumnya merekah melihat kehadiran Shania yang tengah menyiapkan makan diatas meja makan. Sedangkan Damian tampak sedang bermain game online di sofa.

"Zen udah bangun? Telat banget bangunnya," kata Shania kemudian.

Zaigan terkekeh. "Agak capek ma. Makanya tidurnya dilamain."

"Capek ngapain lo? Perang?" sahut Damian. Namun cowok itu hanya mendengar decakan dari Zaigan.

"Mama kok nggak ngasih tahu mau datang?" tanya Zaigan seraya duduk di meja makan dan minum air putih pemberian Shania.

"Ghea yang ngebet mau ketemu kamu. Sekalian aja mama masak banyak, karena mama kangen sama kamu juga. Kan jarang pulang ke rumah."

Zaigan menghela napas pelan. "Papa mana?"

Baik Shania, Ghea, dan Damian, mereka diam. Sama-sama memilih tak bersuara membuat Zaigan mengerutkan dahinya.

"Ada apa ini? Kalian nggak mungkin datang cuma karena rindu," tanya Zaigan sedikit tidak suka.

Shania mengulum bibirnya dan memilih untuk melanjutkan aktifitasnya. Sedangkan Ghea hanya diam. Tidak ingin bersuara lebih banyak.

"Dam!"

Damian berdecak. "Apaan sih? Gue abang lo, bukan temen lo. Hormat dikit lah."

"Bacot. Papa ngapain lagi?" tanya Zaigan lagi. Dia tidak akan berhenti mengganggu Damian jika tak menemukan jawaban yang dia inginkan. "Dam!"

"Ah. Perempuan itu datang ke rumah tadi malam sambil nangis-nangis. Dia bilang dia dilecehin sama orang yang nggak dikenal. Dan cuma papa tujuan yang bisa dia pikirin."

Jawaban yang sungguh membuat emosi Zaigan diubun-ubun. Cowok itu langsung mengeraskan rahangnya dan langsung meninju meja granit dihadapannya hingga membuat piring dan sendok bergetar keras. Tanpa kata, cowok itu menarik jaketnya yang tergantung ditiang gantungan dan keluar meninggalkan apartemennya.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang