PART EMPAT PULUH SATU

4.2K 127 0
                                    

Selamat datang dan selamat membaca ❤
Semoga suka 😭😭😭

Hanya tersisa 12 orang setelah Emil mengaku telah mengkhianati mereka. Alcatraz saat ini sudah berkumpul di basecamp biasa dan tengah menunggu Zaigan yang baru saja tiba. Sama seperti biasanya, sapa, salam dan tos menyambut siapapun anggota yang baru saja tiba. Dan sekarang, mereka sudah siap membahas apa yang Naven dapatkan.

"Zen," panggil Baron selagi Naven menyiapkan layar monitornya.

Cowok berjaket denim itu menoleh dengan alis yang terangkat. Tidak menjawab namun mengizinkan Baron untuk melanjutkan kalimatnya.
"Apa yang harus kita lakukan untuk Emil?" tanya Baron kemudian. "Apa kita bisa biarin dia bergabung sama Ramos sedangkan dia udah tahu semuanya tentang kita?"

Zaigan diam sejenak dengan kepala yang mulai terasa berat. Cowok itu kemudian membakar sebatang rokok dan menggigitnya diantara bibir sambil menghela napas pelan.

"Terserah dia mau ngapain. Kita udah siap dengan apapun yang akan terjadi," jawab Zaigan.

Baron terkekeh. "Gue udah nggak sabar buat ngehabisin mereka."

"Dasar diktaktor," sindir Ang yang membuat satu ruangan tertawa. "Zen, apa kita harus melepas Emil semudah itu? Biar bagaimana pun, dia pernah jadi salah satu dari kita."

Ranto mengangguk setuju. "Meskipun dia berkhianat dan bikin kita marah besar, tapi dia juga keluarga kita sejak bergabung menjadi salah satu Alcatraz."

Zaigan mengangguk pelan. Menyadari bahwa perasaan tidak enak yang sahabat-sahabatnya itu rasakan berasal dari rasa perihatin terhadap Emil. Dia juga merasakannya karena Emil juga pernah membantunya meskipun tidak banyak. Selama ini, Emil hanya bergantung pada kekuatannya yang bisa melindungi ibu dan adiknya. Setelah Emil pergi, siapa yang bisa menjagai mereka?

"Udahlah, guys," sahut Garra kemudian. "Dia memang saudara kita, tapi dia tetap pengkhianat."

Boy mengangguk. "Apa ada alasan kuat buat kita maafin dia?"

Satu ruangan hening. Jika memaafkan terlihat sangat mudah untuk dilakukan, pasti yang lain juga berpikiran untuk berkhianat. Sejak dahulu Alcatraz tak semudah itu. Sekali berkhianat takkan ada kata maaf dan jalan untuk kembali. Mengingat Alcatraz bukan sebuah geng motor yang bisa masuk dan pergi dengan mudahnya. Alcatraz berdiri untuk mengumpulkan orang-orang yang ingin mencari jati diri dan hidup didalamnya. Masalah musuh atau apapun itu semuanya relatif. Geng kecil pun pasti punya orang-orang yang tidak suka.

Zaigan mematikan rokoknya, tapi kemudian kembali menyematkan yang baru. "Gue akan melakukan sidang setelah turun dari jabatan untuk memutuskan dia tetap menjadi anggota Alcatraz atau enggak."

Pernyataan itu langsung menjadi kontroversi dan satu ruangan tampak membicarakannya.

"Lo bakal ngasih tempat buat pengkhianat lagi, Zen? Gue ingat banget kalau lo paling benci sama pengkhianat," kata Willy yang diangguki Garra dan Boy.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang