PART DUA PULUH TUJUH

4.7K 150 3
                                    

Selamat datang dan selamat membaca ❤

Semoga suka ya 😭😭😭

Zaigan dan Arzela keluar dari lift bersama-sama. Pagi yang terasa sama seperti hari-hari kemarin. Namun bedanya, Zaigan lebih waspada jikalau ada seseorang yang mencurigakan disekitar tempatnya dan Arzela tinggal.

Zaigan kemudian berhenti didepan mobilnya yang sudah terparkir dihalaman apartemen. Lalu menghadapkan tubuhnya pada Arzela yang sedang mengenakan mantel panjang yang biasa dia kenakan di sekolah. Cowok itu segera membantu, merapatkan kancingnya agar Arzela tak merasa kedinginan.

"Apapun yang terjadi dan siapapun yang lo temui, langsung kasih tahu gue. Jangan pernah membahayakan diri sendiri, paham?"

Arzela mengangguk pelan. Lalu masuk kedalam mobil saat Zaigan membukakannya pintu. Sekalian, Zaigan memasangkan Arzela seatbelt yang membuat cewek itu merasa aneh. Degup jantungnya memburu merasakan napas Zaigan yang sempat menyapu permukaan keningnya.

Setelah selesai, Zaigan naik kekursi pengemudi dan melajukan mobil itu dengan kecepatan yang normal.

"Zen," panggil Arzela membuat Zaigan menoleh sekilas.

"Apa?" tanyanya.

"Tadi malam gue ketemu Ghea."

"Adik gue?" Zaigan bertanya lagi namun tak ada rasa terkejut dari nada bicaranya.

"Kok lo nggak kaget?"

Zaigan menggeleng. "Dia nelponin gue terus pas dirumah sakit. Terus ngirim gue pesan dia mau datang ke apartemen."

"Terus lo pasti nggak jawab. Dia kelihatan bingung banget tadi malam. Dia juga bilang kangen sama lo, kenapa lo nggak pulang aja sebentar?"

Zaigan menghela napasnya kasar. "Gue masih belum siap ketemu mereka, Zel. Karena gue, papa masuk rumah sakit. Gue belum siap menanggung rasa bersalah karena salah paham."

Arzela tersenyum samar. "Gue bahkan lebih khawatir Ghea tahu identitas gue. Seenggaknya mereka tahu lo masih bernyawa."

"Gue cuma belum siap aja, Zel. Apapun yang terjadi dalam hidup gue dan mereka, itu udah terlanjur bikin gue terluka. Gue kehilangan rumah disana, nggak ada sesuatu yang bisa bikin gue kembali."

Arzela mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan. "Yang harus lo tahu adalah, mereka rumah yang siap menyambut lo pulang kapan aja. Lo harus bersyukur rumah itu masih khawatir sama lo. Jangan buat mereka asing, gue yakin lo juga sayang sama mereka."

Zaigan terkekeh pelan mendengar kata-kata yang keluar mulus dari bibir cewek itu. "Zel, gue boleh melakukan sesuatu nggak?"

Kening cewek yang rambutnya terkuncir itu mengerut seraya menoleh pada Zaigan. "Ngelakuin apa?" tanyanya.

Tiba-tiba saja Zaigan menarik telapak tangan Arzela dan menyelipkan jemarinya diantara jari-jari kurus cewek itu. Zaigan tidak menoleh, hanya terlihat menghelakan napas lega. Mungkin sedang banyak hal yang ada dalam kepala cowok itu dan Arzela tidak bisa mengelak. Kemudian mengenggam tangan Zaigan sambil menoleh keluar jendela.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang