PART TIGABELAS

5.1K 158 7
                                    

Selamat datang dan selamat membaca 💚💚

Jangan lupa tinggalin jejaknya ya 😭😭😭

Eskul Basket SMA Tenggara tampak sedang berkumpul di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eskul Basket SMA Tenggara tampak sedang berkumpul di lapangan. Arzela yang ketinggalan info langsung berlari juga bergabung dengan anggota eskulnya. Beberapa orang tampak risih melihat Arzela ditengah-tengah mereka. Termasuk Erik yang merupakan kapten utama tim Basket SMA Tenggara itu.

"Arzela Anasera," panggil Erik.

Reflek Arzela langsung menunjuk langit dengan kelima jarinya. Cewek itu kemudian memisahkan diri dan berjalan mendekati Erik didepan teman-temannya yang lain.

"Ngapain lo disini?" tanya Erik langsung.

Netra Arzrla sedikit melebar, lalu dia mengerutkan alisnya karena bingung dengan pertanyaan Erik.

"Maksud lo?"

Erik berdecak seraya menekan kedua pinggangnya sendiri dan menghadap Arzela. "Belum puas lo buat nama tim Basket kita jelek? Reputasi lo tuh hancur tahu nggak. Masih punya nyali lo gabung sama kami?"

Arzela semakin tidak mengerti dengan ucapan Erik. "Maksudnya apa sih Rik?"

"Kita disini udah sepakat kalau lo nggak boleh gabung lagi sama kami. Lo jelek, anjir. Nggak cocok buat tetap ada di eskul ini."

Sedikit tidak terima, Arzela masih berusaha untuk mencari jawaban atas apa yang Erik katakan. "Emang salah gue apa?"

"Bacot, gila!" Hanna bersuara. "Lo tuh anak pelakor yang tahunya buat masalah doang. Harusnya tahu diri, anjir. Anak pelakor, nggak tahu diri, sok suci, lo nggak cocok buat terus disini. Seharusnya lo tahu tempat lo dimana biar nggak bikin kita disini pusing!"

"Gue masih mau mempertahankan lo, tapi kayaknya sekarang nggak dulu deh. Reputasi lo bisa bikin nama tim basket kita hancur. Jadi sekarang, mending lo pergi dan jangan pernah datang ke kegiatan basket lagi. Terserah lo mau ngapain, ngelonte atau apalah itu gue nggak peduli. Asal jangan deketin kami lagi."

Arzela tampak sangat kecewa dengan keputusan Erik. Padahal orang yang membawa Arzela masuk kedalam tim adalah cowok itu. Dan ternyata pada akhirnya Erik jugalah yang akan menendangnya keluar dari timnya sendiri.

"Lo bilang gue pemain andalan lo, Rik!" keluh Arzela melakukan pembelaan.

Tapi yang dia dapat adalah tawa yang terdengar merendahkan dari anggota tim basketnya.

"Terus kalau lo pemain andalan, mereka apa? Cuma patung? Sadar dong, Zel! Gue ngomong kayak gitu biar lo semangat dan cetak skor terus," jawab Erik tanpa rasa bersalah.

"Lo cuma dimanfaatkan, Arzela badut!" sambung Regi.

"Nggak usah kesini lagi deh. Lo buat kami muak!" lanjut Anas. "Anak jalang."

Kekecewaan Arzela tak terbendung lagi. Dia memeluk erat bola basket kesayangannya itu dan memilih untuk pergi dari hadapan orang-orang disana. Menyakitkan sekali rasanya. Padahal sejak dulu Arzela adalah pemain yang paling banyak mencetak skor. Jika bukan karena tradisi bahwa ketua tim basket haruslah seorang laki-laki, Arzela yakin dia akan menjadi ketua sekarang. Arzela sangat menyukai basket karena saat muda, ayahnya adalah atlet basket. Hanya itu kenangan yang bisa Arzela lakukan setepah ayahnya tiada. Bergabung dan menjadi kebanggaan bagi tim dan sekolahnya. Tapi sekarang semuanya hancur hanya karena reputasi Arzela yang buruk di sekolah. Ternyata dia memang sendirian.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang