PART TIGA PULUH TUJUH

4.3K 131 7
                                    

Selamat datang dan selamat membaca
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya ❤

Suara gedoran yang cukup kuat membuat Arzela terdiam tepat didepan pintu lift yang tertutup. Jauh dujung sana, cewek itu menemukan Zaigan yang tampak marah menggedor pintu unit apartemennya. Arzela mengerutkan dahi, buru-buru berlari dan menghentikan kegilaan Zaigan saat itu.

Zaigan yang sudah terlihat sangat lelah menatap Arzela yang datang bukan dari dalam apartemennya. Cowok itu spontan memeluk Arzela dengan amat sangat kuat hingga beberapa kali terdengar suara tulang yang seakan retak dari dalam tubuh Arzela. Cewek itu berusaha bernapas karena kesulitan membalas pelukan yang menyakitkan itu.

"Zen, gue kesakitan," lirih Arzela.

"Lo mau pergi kemana, Zel?"

Arzela menggeleng. "Gue nggak kemana-mana. Gue disini."

"Gue nggak bisa nemuin lo dimanapun. Kenapa lo harus selalu pergi dari gue? Kenapa lo suka lihat gue hancur saat ngelihat lo nggak ada!"

Arzela terus mencoba melepaskan diri. "Lepasin dulu, gue jelasin semuanya."

Akhirnya pelukan itu melonggar. Arzela bisa merasakan kulitnya sangat haus akan udara. Cewek itu menghela napas pelan sebelum menatap tangan Zaigan yang buku-bukunya berdarah.

"Udah berapa lama lo mukul pintu gue?" tanya Arzela yang kemudian menatap pintu dibelakangnya. Ada banyak bekas pukulan dan darah yang tertempel disana yang menandakan jika Zaigan pasti sudah berada disana cukup lama.

"Kenapa sih, gila?" tanya Arzela. Dia langsung mengambil tisu didalam tasnya dan mengelap darah Zaigan yang tampak menatapnya marah.

"Lo darimana?"

Arzela berdecak. "Makam bokap gue," jawabnya.

"Kenapa harus bolos?"

"Gue cuma nggak siap menghadapi orang-orang di sekolah. Makanya gue bolos, dan maaf nggak ngabarin lo."

Zaigan mendengus sebal. Dia menarik tangannya yang masih diobati oleh Arzela dengan kasar. Lalu membuka pintu apartemennya dan meninggalkan Arzela sendirian dilorong itu dalam kebingungan. Cukup lama terdiam, Arzela lalu berjalan mendekati smartlock pintu Zaigan dan menekan tombol suara disana untuk berbicara dengan Zaigan yang ada didalam.

"Zen, marah ya?" katanya. "Gue masuk apartemen dulu ya. Mau mandi soalnya, bau."

Cewek itu kemudian berjalan masuk kedalam apartemennya sendiri dengan meninggalkan secarik kertas didepan pintu unitnya. Tak lama setelahnya, pemilik unit diseberang apartemen Arzela keluar dan menemukan kertas bertuliskan beberapa angka. Meski ragu, Zaigan menekan tombol itu berdasarkan angka yang Arzela tinggalkan. Lalu pintu itu dengan mudahnya terbuka tanpa harus dia pukul dan hancurkan.

Suasana yang damai ketika Zaigan masuk kedalam apartemen itu. Cowok itu berhenti tepat didepan jendela dimana dia menemukan Arzela tergeletak tak berdaya dilantai. Ingatan buruk yang menghantuinya membuat Zaigan merasa sangat sesak. Kehadiran Arzela sudah membuatnya kesulitan sejak awal. Dia tak bisa meninggalkan atau membuat Arzela hancur lagi. Kehidupannya tak seberuntung para gadis yang ada diluaran sana.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang