PART SEPULUH

5.6K 172 2
                                    

Selamat membaca dan semoga suka 😊😊
Jangan lupa tinggalin jejaknya ya 😘

"Gue udah awasin Ramos sama pasukannya," ucap Naven sambil melempar bola basket kearah Zaigan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue udah awasin Ramos sama pasukannya," ucap Naven sambil melempar bola basket kearah Zaigan. "dan bener, dia ngirim mata-mata kemarin."

Zaigan sedang berusaha untuk menjaga bola yang dipegangnya agar tidak direbut oleh Yasa.

"Jadi itu alasan lo nyuruh kita pulang kemarin? Karena lo lihat mata-mata Ramos?" tanya Yasa.

Zaigan mengangguk pelan seraya melempar bola pada Malik. "Siapa yang dia kirim?"

Naven berkacak pinggang seraya membiarkan paru-parunya leluasa memompa udara agar cowok itu bisa bernapas. "Randy."

"Kalau gitu kemarin dia ngelihat Arzela dong?" tanya Malik.

Zaigan mengangguk. "Makanya gue mau lo nganterin dia tanpa diikutin."

Malik lalu melempar bola basketnya kembali kearah Zaigan. Dan cowok itu langsung melemparnya hingga masuk kedalam ring basket. Malik berseru karena timnya bersama Zaigan mendapat poin. Sementara Naven dan Yasa tampak sudah kelelahan.

"Kalau gitu, bukankah Arzela sekarang dalam bahaya? Randy pasti udah lapor ke Ramos kalau ada cewek yang deket sama lo," lanjut Yasa.

Zaigan mengangguk lagi. "Gue akan berusaha buat jauhin mereka dari Arzela," kata Zaigan membuat Naven, Yasa, dan Malik mengangguk.

"Anak-anak belum boleh tahu?" tanya Malik kemudian.

Zaigan segera menggeleng. "Jangan sampai mereka tahu dulu. Nanti, kalau Ramos udah bertindak lebih jauh, baru kita rapat."

"Tapi mereka udah selangkah dari kita, Zen. Ramos udah berani ngechat Boy. Bisa jadi dia juga ngancam anak-anak yang lain."

Zaigan menganggukkan kepalanya pelan. "Makanya gue bilang mereka harus lapor sama gue. Siapapun yang ngirim pesan, mereka harus kasih tahu gue."

Naven mengangguk. "Sejauh ini udah tiga anggota kita. Boy, Jupe, sama Steph. Pesannya sama, ancaman buat orang-orang terdekat mereka."

Zaigan menghela napas pelan. Dia merogoh ponselnya dan mengirim sebuah pesan pada Chiko. Kode yang hanya dimengerti oleh Chiko dan Zaigan.

Zaigan
Bara

Kak Chiko
Padam

Bara berarti api yang belum membesar. Artinya, Ramos masih mengirimkan batu-batu panas yang membara untuk menakut-nakuti anggota aktif Alcatraz yang dipimpin oleh Zaigan. Sementara Padam artinya siaga. Zaigan diminta Chiko untuk siaga sementara dia menurunkan pasukannya agar bisa menjaga adik bungsu mereka dari jauh. Jika ketemu satu pasukan Ramos saja, mereka takkan bisa lolos.

"Gue mau ke toilet dulu. Dari tadi nahan kencing, bisa-bisa batu ginjal gue," ucap Malik yang langsung menarik tangan Yasa agar mau menemaninya.

Suasana sepi sekolahan mereka cukup menenangkan. Memang Zaigan belum mau pulang ke apartemen karena merasa pikirannya tengah kacau. Setidaknya menghabiskan waktu bersama ketiga sahabat dekatnya bisa membuat kenyamanannya untuk bernapas kembali. Sebelum tiba-tiba teriakan kedua sahabatnya yang tadi pergi ke toilet bergema diseluruh penjuru sekolah.

ZENARZEL [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang