Play date

4K 418 8
                                    

Markijut! Mari kita terkejuttt!

_________________________

Jika weekend biasanya dipa sering motoran bersama ketiga sahabatnya atau nongkrong di bengkel Juan, bisa juga hanya di rumah sekedar beberes, kali ini hal lain ia lakukan. Demi merayakan tiga minggu ia menjadi pacar Leta, kali ini terang-terangan ia akan mengajak Leta play date seharian bersama kedua anaknya, sekaligus mengumumkan hubungan keduanya.

Oke, kita coba lihat sama-sama apa reaksi anak-anak Dipa. Mungkin, reaksi terbesar adalah bahagia bukan kepalang, tetapi tak dipungkiri ada rasa segan juga karena Leta guru di sekolah anak-anak.

Leta sudah tau akan diajak bermain di taman bermain terbesar di Jakarta sejak kemarin, tapi tak tau jika Dipa akan mengajak Zena dan Zano. Sepatu kets warna pink, diikat talinya oleh Leta yang berjongkok di depan minimarket tempat ia janjian. Kaos longgar warna putih dipadu celana denim hitam model pensil membentuk pahanya yang bisa dibilang kurang sedikit berisi walau tetap terbentuk indah dengan tubuh bagian atas yang ramping.

Mobil SUV hitam besar tiba, plat nomor yang sudah Leta hapal diluar kepala. Kaca depan sebelah kiri terbuka.

"Miss Leta?" tegur Zano kaget.

Leta mengangkat tangannya ragu, melambai pelan dengan wajah panik. Di sebelah Zano, pria tampan menurunkan kaca mata hitam yang dikenakan hingga ujung hidung. Senyum merekah, lantas langsung meminta Leta masuk ke dalam mobil, duduk di posisi baris kedua.

"Kok, ada Miss Leta, Pa?" kini Zena bingung. Bocah itu memakai kaos warna hijau sage dipadu celana pendek warna putih dan sepatu kets putih. Jika Zano, terlihat memakai kaos warna hitam sama seperti Dipa.

"Mmm, Zano, Zena, hai ...," sapa Leta kikuk. Dipa belum melajukan mobilnya, ia lantas duduk miring menghadap Zano dan menoleh ke belakang untuk menatap Zena.

"Papa dan Miss Leta ...." Dipa mengulum senyum menjeda kalimatnya. "Kami ... pacaran," lanjut Dipa. Zano dan Zena menganga kompak, sedetik kemudian Zano melepas seat belt lalu menoleh ke Leta yang tersenyum meringis.

Zena menubruk Leta, ia senang bahkan sampai bersandar pada bahu Leta yang memekik kaget saking terkejutnya.

"Miss ... are you kidding me? Miss Leta kenapa mau sama Papa!" seru Zano. Dipa menyentil telinga putranya yang tergelak. "Udah Mas Zano tebak, sih, Pa. Papa sok ngumpet-ngumpet. Oma udah hampir keceplosan, tapi Mas Zano masih nggak yakin."

"Oma kamu ember bocor. Dasar nene-nenek lemes." Dipa bergumam lantas memundurkan mobilnya untuk kembali masuk ke jalan utama.

Zano kembali menoleh ke belakang, ia ulurkan tangannya, menyalim punggung tangan Leta seraya berkata, "Welcome to the family, Miss." Ah ... sambutan Zano terlalu manis untuk seorang Leta yang bukan siapa-siapa. Sedangkan Zena tak henti duduk bersandar di bahu kanan Leta, ia menggamit lengan Leta begitu bahagia.

Setelah tiba di sana dan melewati antrian, mereka berempat berjalan masuk ke kawasan taman bermain. Dipa membawa tas ransel hitam yang isinya baju ganti anak-anak juga handuk kecil. Ia tak akan membiarkan anaknya basah kuyup setelah main wahana air tanpa ganti baju, bahkan di tasnya ada minyak kayu putih, bedak, sisir dan minyak wangi untuk anak.

"Mas, sini aku bawa tasnya," tawar Leta.

"Jangan. Berat ini, Let. Biar aku aja yang menanggung beban ini." Duh! Apa sih, Dipa, tolong ya, Leta bukannya terenyuh malah terkikik geli. Dipa merangkul bahu Leta sambil berjalan di belakang dua anaknya yang ngotot mau naik wahana roller coaster. Leta sendiri tak mau karena ia takut, akhirnya Leta duduk di luar wahana sambil menunggu ayah dan kedua anak itu selesai bermain.

Single Father (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang