Triple Update! Kebangetan kalau kalian minta lagi! Aku mau bobo syantik. Udahan konfliknya, lelah, ih!
_______
Dipa duduk sambil memakai sarung tinju di tangannya. Rino duduk menatap lalu beranjak membantu Dipa mengikat erat dan memasang sarung tinju satunya ke tangan kiri Dipa.
"Lo yakin, Dip?" tutur Rino.
"Hm." Dipa tak menatap mata Rino saat bicara.
"Gue udah say sorry ke elo. Kenapa lo diem aja."
"Gue nggak diemin elo. Gue yang salah, ngapain juga lo yang minta maaf." Dipa berdiri, berjalanke arah samsak tinju di halaman belakang rumah. Ia melakukan pemanasan sejenak sebelum mulai memukul.
"Oh, kirain. Juan sama Bryan OTW ke sini." Rino kembali duduk, ia membakar sebatang rokok juga. "Resikonya udah lo pikirin."
"Udah," jawab Dipa sambil memukul-mukul samsak. Lima belas menit berlalu, Juan dan Bryan datang, mereka membawa makanan dan minuman.
"Celin mana, nggak kelihatan?" Bryan meletakkan bawaannya ke atas meja kaca bulat.
"Pergi." Dipa lanjut meninju samsak.
"Motor lo siap. Lo yakin mau sendirian?" sambung Juan.
"Hm!" Dipa terus memukul semakin lama semakin keras. Ketiga sahabatnya hanya saling menatap.
"Bini lo gimana, Ju? Sehat kehamilannya?" Rino menusuk sedotan ke es kopi yang dibawa Bryan.
"Sehat, udah masuk trimester ke dua, udah nggak mual muntah. Malah lagi nafsu makan." Juan tampak sumringah, Rino dan Bryan ikut tersenyum.
"Nggak ada yang mau tanya kabar gue sama yayang bebeb gue?" canda Bryan.
"Nggak perlu. Mentang-mentang manten baru," lirik Rino lalu terkekeh.
Bryan menumpang satu kakinya ke kaki lainnya. "Ya dong, beneran asli. Nikah, punya istri dan anak, bahagianya luar biasa!" seru Bryan. Ia menoleh ke Dipa yang terus meninju. "Dip, hati-hati, resikonya besar."
Dipa berhenti meninju. Ia menoleh ke belakang, ke arah sahabatnya duduk. "Lo semua nggak bisa diem, lo semua yang jadi sasaran tinju gue!" Dengan napas ngosngosan Dipa ngomel. Tatapannya sangat tajam, seperti Dipa yang babar dan sadis kembali muncul.
"Halah, berani tinju kita, lo yang habis, Dip," sindir Juan. Dipa fokus ke samsak juga. Iya sih, tiga lawan satu dan ketiga sahabatnya pemegang sabuk hitam taekwondo semua, sedangkan Dipa hanya hobi tinju dan sedikit bisa bela diri.
Setengah jam berlalu, Dipa basah oleh peluh ditubuhnya. Ia melepaskan sarung tinju, meletakkan sarung di atas kursi. Ia meraih botol air mineral, diteguknya hingga tandas tak tersisa.
"Gue malam ini ke sana," tukasnya.
"Oke," jawab Juan sambil mengunyah ayam goreng tepung ala korea yang dibalut saut pedas. "Makan dulu, ditraktir Bryan, nih. Manten baru dapet saweran banyak dari keluarga, ya, Bry," senggol Juan dengan kakinya.
"Yoi. Thanks to Dipa karena jadi penyumbang terbesar," gelak tawa Bryan menggema. Memang, Dipa membantu Bryan melaksanakan resepsi pernikahan yang diadakan di rumah wanita itu yang berasal dari keluarga biasa saja, sedangkan Bryan mau menunjukkan jika janda itu tidak akan kesusahan hati dan hidup setelah menikah dengannya. Alhasil, demi membukikan, ia meminjam uang ke Dipa untuk resepsi yang cukup ramai dan besar.
Setelah sempat Dipa diambeki ketiga sahabatnya selama dua bulan, hubungan mereka kembali membaik. Ya, memang sengaja juga Juan cs, ia mau membuat Dipa berpikir tentang kesalahannya juga, tak semata-mata selalu ada disamping Dipa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Single Father (✔)
DragosteMenjadi duda diusia muda siapa laki-laki yang mau. Tak hanya itu, ia bersama dua anaknya yang masih butuh figur orang tua lengkap tetapi tak bisa ia wujudkan. Pradipa Hirawan harus memerankan dua sosok demi anak-anaknya. Sayang, kelakuan absurd yan...