○●○Veel Plezier○●○
Raymond berbaring di atas kasur Selona. Padahal rumah ini memiliki banyak kamar tamu, tapi lelaki itu hanya mau beristirahat di kamar Selona.
Selona yang masih malu sejak kejadian tadi, hanya bisa berpura-pura sibuk. Meskipun ingin sekali mengusir Raymond, tetapi perempuan itu berusaha menahannya dan memilih berkeliling di kamarnya. Kemudian, memasuki ruangan ganti.
Setelah masuk dan menguncinya, perempuan itu langsung merosot jatuh ke bawah. Beberapa kali mengutuk diri karena tidak mencari tahu dulu tentang rumah ini dan bertindak percaya diri. Untung saja Pelayan tadi mau diajak bekerja sama. Jika tidak, Selona tidak tahu lagi akan beralasan apa kepada Raymond.
Selona melirik sekelilingnya. Ya, benar saja. Ini tidak ada bedanya dengan kamarnya di kediaman Raymond. Hampir seratus persen sama. Bedanya, ruang ganti ini bisa dikunci dari dalam, sementara di rumah Raymond tidak bisa.
Selona berdiri dan berniat akan berganti pakaian. Namun urung saat melihat lemari yang sama tepat di dekat pintu ruangan. Dengan cepat, Selona membuka laci-laci itu. Dan benar saja, terdapat banyak buku harian di dalamnya.
Seperti mendapatkan harta karun, Selona begitu bahagia melihatnya. Perempuan itu segera mengumpulkan buku buku itu dan akan membawanya pulang ke kediaman Raymond.
Setidaknya dia bisa belajar dan tahu banyak hal dari buku harian itu.
Setelah tujuh belas menit, Selona keluar dari ruang ganti dengan pakaian yang lebih nyaman. Raymond yang sejak tadi sibuk bermain ponsel lantas menjatuhkan perhatiannya kepada Selona. Dan kini pandangannya jatuh kepada buku-buku yang dipeluk oleh Selona.
"Aku baru tahu kau pengoleksi buku harian"
'Dan ya... aku bersyukur karena Selona seakan mempermudahku' ucap Selona dalam hati, seakan melanjutkan perkataan dari Raymond.
Selona menyimpan buku-bukunya di atas ranjang dan mulai sibuk mencari paperbag atau totebag hingga keluar dari kamarnya. Raymond yang sejak tadi cukup penasaran lantas bangun dan mengambil salah satu buku itu.
Melihat sampulnya saja sudah cukup membuatnya sangat geli. Namun, lelaki itu tetap saja membuka buku itu karena teramat penasaran.
Akhirnya aku punya teman dan dia sungguh tampan.
Raymond yang terlalu percaya diri bahwa tulisan itu ditujukan untuknya langsung saja terkekeh. Memang ketampanan dan pesonanya tidak perlu dipertanyakan lagi.
Lelaki itu mulai membuka lembar selanjutnya dan kemudian dahinya mengerut.
Temanku itu begitu baik dan selalu ada untukku. Ohya, dia juga yang mengajariku untuk meluapkan emosiku dan membuatku menjadikan buku sebagai teman curhat yang baik.
'Sejak kapan aku mengajarinya itu?'
Raymond kembali membuka lembaran ketiganya.
Hari ini kedua orang tuaku pergi lagi untuk perjalanan bisnis. Aku benar-benar benci ditinggalkan. Untung saja dia datang dan mengajariku bermain piano. Dia juga mencoba menghiburku.
Raymond dengan tergesa segera membuka lembaran ke-empat.
Sepertinya aku menyukainya. Temanku, Wenon♡.
Raymond kembali menyimpan buku itu saat mendengar suara langkah kaki mendekat. Setelahnya, lelaki itu berbaring lagi dan mulai berpura-pura bermain ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Selona [END]
FantasyKematian yang sungguh mengenaskan membuat jiwa Nomia menjadi tidak tenang dan hal itu membuatnya berakhir memasuki tubuh seorang perempuan yang telah mati akibat bunuh diri. Mungkin semesta memberinya kesempatan kedua untuk membuatnya menjalani kehi...