○●○Veel Plezier○●○
Selona dan Raymond berjalan sembari bergandengan tangan memasuki perusahaan. Hal itu menimbulkan decak kagum dan juga rasa iri bagi semua perempuan yang telah melihat kebersamaan keduanya. Bahkan masih teringat jelas megah nya pertunangan mereka yang digelar meskipun secara tertutup.
Selona terus tersenyum sepanjang jalan hingga mereka telah tiba di dalam ruangan rapat. Selona melihat sekelilingnya, terutama ke arah Larissa yang tengah bertepuk tangan meriah untuknya dan Raymond.
Apa ini.
Selona merasa ini tidak terlihat seperti rapat yang pada umumnya. Melihat ke sepuluh orang dengan pakaian santai itu, membuat Selona melirik ke arah Raymond.
"Duduklah"
Perintah itu seketika membuat kedua orang itu segera duduk berseberangan dengan Larissa yang duduk sendiri menghadap semua orang.
"Mereka sangat cocok bersanding satu sama lainnya. Jadi kapan pernikahan keduanya diselenggarakan?"
Larissa mengulum senyuman. Wanita itu sepertinya mengabaikan raut wajah penuh keterkejutan dari Selona dan Raymond.
"Jika bisa, secepat mungkin"
Selona dan Raymond saling berpandangan. Kemudian Raymond angkat bicara. "Apa keputusan sepenuhnya ada ditangan Ibu?"
Saat ini, Raymond tengah menjadi pusat perhatian.
"Tentu saja tidak. Ibu hanya berharap kalian segera melangsungkan pernikahan agar Ibu bisa segera menyerahkan perusahaan ini kepadamu. Apa itu salah?"
Semua orang menggeleng. Namun tidak dengan Raymond dan Selona.
Perhatian Larissa kini tertuju kepada semua orang. Memandangi mereka satu persatu dengan tatapan meneliti. Raut wajahnya tiba-tiba menjadi tegas, menciptakan aura wanita bisnis yang kuat. Bahkan Selona sampai tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Larissa yang sangat berwibawa kali ini.
"Sebagai pemilik dan pemegang saham terbesar di Yolano Grub, aku sudah membuat keputusan bulat. Selama anak ini..." Larissa lantas menunjuk Raymond sembari melanjutkan perkataannya, "belum menikah juga, dia tidak berhak atas apapun di perusahaan. Hanya jabatan CEO saja, tidak lebih. Jadi silahkan perintah dan marahi dia jika tidak becus dalam menangani tugasnya sebagai CEO"
○●○●○●
Selona kembali pulang seorang diri. Setelah rapat dengan para pemegang saham dan jajaran direksi selesai, dia memilih kembali diantar oleh supir pribadi Larissa.
Setelah tiba di kediaman Raymond, perempuan itu baru menyadari semua belanjaan dan bahan untuk kuenya berada di dalam bagasi mobil milik Raymond.
Padahal hari ini Selona sudah sangat bersemangat untuk membuat beberapa resep kue. Membeli bahan baru pun akan sangat pemborosan. Terpaksa, perempuan itu akan menunggu kedatangan Raymond saja.
Sebelum naik ke kamarnya, Selona menyempatkan untuk mengirimkan Raymond sebuah pesan.
Mondy, tolong untuk belanjaannya langsung dibawa pulang dulu ya.
Selona berbaring di atas ranjang dengan mata terpejam. Hampir saja perempuan itu terlelap, jadi ketika merasa masih tersadar, Selona langsung bangun dan mencuci muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Selona [END]
FantasyKematian yang sungguh mengenaskan membuat jiwa Nomia menjadi tidak tenang dan hal itu membuatnya berakhir memasuki tubuh seorang perempuan yang telah mati akibat bunuh diri. Mungkin semesta memberinya kesempatan kedua untuk membuatnya menjalani kehi...