○●○Veel Plezier○●○
Raymond keluar dari kamarnya dengan setelan jas nya. Saat melewati kamar Selona, lelaki itu mengernyit melihat Selona keluar dengan pakaian yang rapi dengan rambut terikat. Hanya saja, perempuan itu terlihat begitu sibuk memandangi ponselnya sehingga tidak menyadari kehadiran Raymond.
"Mau ke mana?"
Selona mendongak ke atas sebentar lalu kembali menaruh fokusnya kepada ponsel ditangannya. "Ke suatu tempat"
Raymond menaikkan sebelah alisnya.
"Mau kuantar?"
Selona menggeleng tanpa memalingkan pandangannya dari dalam ponselnya. "Aku naik taksi"
Raymond mulai bertanya-tanya akan sikap Selona yang seperti enggan berurusan dengannya. Dan anehnya, sikap perempuan itu hanya berubah kepadanya saja.
Mengingat sebulan lalu perempuan itu begitu mengejar-ngejarnya dan sekarang seperti menjauhi nya. Itu sungguh menimbulkan tanda tanya besar untuknya.
"Ayo, aku akan mengantar—" Selona menaikkan tangannya tepat di depan mulut Raymond. Lalu berkata, "Taksinya sudah tiba"
Selona mulai menaruh ponselnya ke dalam tas selempangnya. Perempuan itu kemudian mendongak untuk melihat wajah Raymond. "Sampai kapan Adeline tinggal di rumahmu?"
"Mungkin seminggu"
Mendengarnya, Selona hanya mengangguk sebagai respon dan langsung berlalu untuk menuruni tangga.
Raymond terperangah dan berniat untuk menyusul kepergian perempuan itu. Sayangnya Adeline datang dengan berbagai keluhannya.
Adeline mulai bergelayut manja pada lengannya sembari tangannya yang terus saja bergerak nakal.
"Kau tahu babe, selama tinggal di sini perempuan itu selalu saja pergi bersenang-senang. Aku juga ingin sepertinya..." ucap Adeline dengan bibir yang mengerucut dengan pipi yang mengembung.
Raymond menundukkan pandangannya sembari menyingkirkan tangan dan tubuh Adeline dengan ekspresi dingin.
Adeline kebingungan dengan mata yang mengerjap. Namun saat Raymond yang perlahan merogoh saku jasnya sembari mengeluarkan dompet di baliknya, Adeline mulai tersenyum senang.
Raymond memberikan satu buah kartunya kepada Adeline sembari berkata, "Pergilah bersenang-senang"
Adeline tersenyum sumringah. Dengan mata yang berbinar, perempuan itu mulai mengambilnya.
Sebagai ucapan terima kasih nya, Adeline hendak mencium bibir Raymond, tetapi laki-laki itu segera menghindarinya.
"Aku sudah terlambat untuk ke kantor"
○●○●○●
Selona keluar dari dalam taksi. Setelah kepergian mobil tersebut, Selona melangkah masuk ke dalam stasiun kereta. Hari ini perempuan itu memutuskan untuk mengunjungi makam Ibunya yang berada di kota yang berbeda.
Sepanjang perjalanan, Selona tidak henti-hentinya mengingat momen-momen indahnya dengan Ibunya.
"Ibu! Aku mendapat juara pertama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Selona [END]
FantasíaKematian yang sungguh mengenaskan membuat jiwa Nomia menjadi tidak tenang dan hal itu membuatnya berakhir memasuki tubuh seorang perempuan yang telah mati akibat bunuh diri. Mungkin semesta memberinya kesempatan kedua untuk membuatnya menjalani kehi...