36. Sudah Waktunya.

15K 945 2
                                    

○●○Veel Plezier○●○

Raymond telah mengitari seluruh penjuru rumah, tapi lelaki itu tidak juga menemukan keberadaan dari Selona. Bahkan semua Pelayan juga tidak ada yang tahu ke mana perginya perempuan itu.

Kemudian Raymond teringat oleh seseorang. Tanpa keraguan dia mulai merogoh saku celananya untuk menelepon orang itu.

Tanpa lama, panggilan itu segera tersambung.

"Kau tahu di mana keberadaan Selona saat ini?"

"Saya baru saja selesai mengantarnya ke bandara, Tuan"

Raymond mulai merasa tidak enak ketika mendengar bandara. Dia cepat-cepat berlari naik ke kamarnya dan melihat kalender di sana.

Sial.

Ini sudah waktunya.

Dengan sangat tergesa-gesa, Raymond mulai mengambil kunci mobilnya dan berniat menyusul perempuan itu.

"Kau tahu arah tujuannya ke mana?"

"Kalau tidak salah itu adalah Tokyo, Jepang. Nona Selona sendiri yang mengatakannya saat sedang menelepon seseorang. Dan juga Tuan, sebelum ke bandara, Nona meminta saya untuk diantarkan ke rumah Nyonya Besar. Sekitar satu jam Nona Selona di sana dan saat akan kembali masuk ke dalam mobil, Nona Selona terlihat sudah menangis"

Wajahnya seketika menegang dan langsung mematikan panggilan itu. Saat telah berada di dalam mobilnya, ponselnya berdering. Dan itu dari Ibunya, Larissa.

Raymond berniat mengabaikannya tapi satu pesan masuk dari Ibunya langsung membuatnya tertegun.

Jawab, ini tentang Selona!

Dengan cepat, Raymond mulai mengangkat panggilan itu.

"Ada apa dengan Selona, Bu?" Tanyanya dengan sangat terburu-buru. Bahkan Raymond sudah mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"Tidak usah menyusul Lona. Biarkan dia pergi"

Raymond tidak mengerti akan perkataan Ibunya. Kemudian dia mulai bertanya, "Apa yang Ibu katakan?"

"Lona sudah memutuskan pertunangan kalian. Dia mengatakan tidak lagi mencintaimu dan akan menyusul orang tuanya ke Jepang. Saat ini dia pasti sudah berada di dalam pesawat"

Wajah Raymond menegang dengan jantungnya yang terasa semakin berdebar-debar. Tidak, itu tidak akan terjadi. Dia tidak akan membiarkannya.

"Dia benar-benar mengatakan semua itu, Bu?" Tanyanya dengan tidak percaya. Masih berharap Ibunya sedang bercanda padanya.

"Menurutmu dia harus mengatakan apa lagi saat kau saja suka bergonta-ganti pasangan. Apa kau pikir Ibu tidak akan tahu perbuatan bodohmu itu? Cih, sia-sia saja Ibu mencoba menjodohkanmu dengan Lona. Perempuan itu sangat pantas mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dibandingkan dirimu"

Terdengar jeda panjang di seberang sana. Bahkan Raymond tidak terlalu peduli dengan perkataan Ibunya. Fokusnya malah lebih ke arah jalan. Tanpa takut, Raymond telah menyalip beberapa kendaraan yang tengah menghalangi jalannya.

"Lona terlalu baik, bahkan perempuan itu datang kepada Ibu tanpa sedikitpun menjelek-jelekanmu. Dia mengatakan kau telah sangat memperlakukannya dengan baik, hanya saja perasaannya sudah tidak seperti dulu lagi. Dia tidak lagi mencintaimu. Dan, berkali-kali berucap maaf pada Ibu karena tidak bisa lagi melanjutkan pertunangan kalian"

"Dia membawa masalah ini dan membuatnya seolah-olah dialah pelakunya. Padahal Ibu tahu dia hanya berusaha menutupi kesalahanmu!" Terdengar kekesalan Larissa yang menggebu-gebu di seberang sana. Bahkan wanita itu sengaja menekankan kata-katanya agar Raymond semakin merasa tidak nyaman.

I'm Selona [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang