○●○Veel Plezier○●○
"Baiklah"
Raymond mulai mengambil satu kursi dan mulai duduk dengan tenang di sebelah Selona. Kali ini tangannya dengan jahil mengambil kue yang lain dan mulai memakannya dengan diam-diam.
Ini aneh.
Raymond yang bukan penyuka makanan manis malah memakan kue Selona dengan kesadaran penuh.
Dengan mengunyah kue itu, Raymond mulai bertanya kembali, "Kau yakin tidak memasukan narkoba ke dalam kue mu?"
Selona kehabisan kesabarannya dan menjauhkan semua kue itu dalam jangkauan tangan Raymond. "Pergilah, kau hanya mengacau di sini"
Raymond tidak mengindahkannya, lelaki itu malah menyimpan kedua tangan di atas meja dan mulai bertumpu dagu sembari melihat ke arah Selona.
Meskipun sangat risih, Selona mencoba mengabaikannya. Perempuan itu lalu berjalan menuju oven dan mengambil kue brownies nya sembari memasukan kue yang lainnya. Hal itu lagi-lagi menimbulkan pertanyaan dibenak Raymond.
"Kau membuat terlalu banyak kue, kau ingin memberikannya kepada siapa?"
Selona awalnya tidak menjawabnya. Namun, Raymond tidak berhenti bertingkah jika belum mendapatkan jawaban yang lelaki itu inginkan.
"Kau sengaja tidak menjawabnya, bukan?"
"Para pekerja di rumah ini, Ibu Larissa, dan..." Selona menghentikan perkataannya. Dia ragu jika menyebut nama Wenon. Toh, lelaki itu tidak tahu apapun tentang teman kecil Selona tersebut.
Raymond penasaran dengan kelanjutan dari perkataan Selona. Dia pun bertanya sembari menekankan katanya, "Dan?"
"Wenon"
Raut wajah Raymond menjadi tidak mengenakan. Lelaki itu kemudian berdiri dan mengambil beberapa kue yang dijauhkan Selona darinya.
"Kenapa tidak ada kue untukku?" Tanya Raymond sembari kembali duduk di sebelah Selona.
Selona mengernyit, bukankah lelaki itu tidak menyukai makanan manis? Kenapa tiba-tiba bertindak tidak konsisten seperti ini.
"Aku mengira kau tidak suka makanan manis. Lagipula kau sudah makan banyak"
Raymond mencebik dengan mulut yang dipenuhi dengan kue.
"Meskipun begitu, kau perlu memikirkan aku karena kau tinggal di rumahku dan memakai dapurku untuk membuat kuemu. Dibandingkan dengan temanmu itu, bukankah aku yang lebih berhak?"
Selona melirik sekilas ke arah lelaki itu. Mendengarnya berkata barusan, membuat Selona tidak habis pikir. Hak itu membuatnya tidak lagi menanggapinya.
Raymond terlalu perhitungan dan Selona tidak suka itu.
"Kau tidak tidur lagi setelah membuat kue?"
Tidak ada jawaban.
"Maaf"
Selona terhenti dari memotong kue brownies nya. Perempuan itu memusatkan perhatiannya dari Raymond yang tiba-tiba berkata maaf.
Kemudian Selona berujar, "Aku tahu ini rumahmu, tapi aku tidak suka jika kau begitu perhitungan. Jika sudah kembali ke kediaman ku nanti, aku pasti akan membayar lunas semua hutangku kepadamu. Atau kau ingin aku membayarnya saat ini?"
Dapat Raymond lihat bahwa perempuan itu mengutarakan ketidaksukaannya dengan sangat jelas. Raut wajahnya pun begitu serius.
"Tidak perlu. Aku hanya ingin kue mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Selona [END]
FantasiKematian yang sungguh mengenaskan membuat jiwa Nomia menjadi tidak tenang dan hal itu membuatnya berakhir memasuki tubuh seorang perempuan yang telah mati akibat bunuh diri. Mungkin semesta memberinya kesempatan kedua untuk membuatnya menjalani kehi...