○●○Veel Plezier○●○
"Kenapa kita ke rumah sakit?"
Selona menoleh pada Raymond dan memandanginya dengan malas.
"Kau mengatakan ingin aku kembali padamu, bukan?" Raymond langsung mengangguk dengan semangat. Tanpa dikatakan pun, Raymond menginginkannya.
Kemudian Selona melanjutkan, "maka itu, kau perlu diperiksa. Aku sebenarnya tidak berani menjalin hubungan dengan orang yang sering bermain perempuan. Tetapi karena kau bersikeras, jadi kita ke sini"Raymond tertegun lama, sehingga Selona merasa lelaki itu tidak ingin diperiksa. Yasudah, Selona lantas berbalik dan ingin pergi dari sana. Setidaknya satu syarat itu harus terpenuhi. Jika tidak ingin, maka hubungan mereka juga tidak bisa dilanjutkan. Selona tidak ingin mengambil resiko dengan lelaki yang terserang penyakit.
Di sisi lain, Raymond cukup terkejut dengan pemikiran Selona. Entahlah, dia merasa harga dirinya jatuh ketika mendengar perkataan perempuan itu. Namun, ini adalah satu-satunya cara untuknya agar bisa kembali lagi bersama perempuan itu. Jadi mau tidak mau, Raymond harus menyetujuinya.
Ketika melihat Selona yang semakin menjauh untuk masuk ke dalam mobil, Raymond segera berlari menyusul perempuannya.
"Ayo, masuk"
Selona menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Raymond yang kini telah mengambil tangannya untuk digenggam. Lelaki itu melihatnya sembari tersenyum.
"Jika aku negatif, kita akan menjalin hubungan saat itu juga, iya kan?"
Selona tampak menimbang-nimbang, lalu mengangguk. "Ya, jika itu negatif"
Raymond kesenangan dan langsung membawa Selona memasuki rumah sakit. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan besar ini. "Aku harap kau menepati janjimu saat itu juga"
Selona meliriknya malas sembari mengatakan, "aku tidak pernah mengingkari janjiku"
Raymond mengulum senyumnya dan berjalan memasuki ruangan laboratorium. Selona memang sudah membuat janji, jadi mereka bisa langsung menjalani tes tanpa menunggu lagi.
Selama menjalani serangkaian tes, Selona benar-benar menemani Raymond hingga tes terakhir. Bukan hanya satu penyakit, Selona meminta dokter untuk memeriksa kemungkinan penyakit yang lain. Mulai dari tes urine dan darah hingga pemeriksaan genetalia dan swab. Meskipun sedikit tidak suka pada awalnya, tapi Raymond tetap melakukannya selama Selona menemaninya.
Hal itulah yang menyebabkan mereka cukup lama di rumah sakit.
Hingga Raymond baru saja keluar dari laboratorium setelah pemeriksaan terakhirnya, Selona langsung berdiri dengan cemas. Tentu, itu terlihat jelas dari kedua mata perempuan itu.
"Bagaimana?"
Raymond mengangguk sembari tersenyum tipis, "Sudah, kita bisa pulang sekarang dan menunggu hasilnya dalam beberapa hari. Aku sudah memberikan kontakmu pada mereka, jadi saat hasil tesnya keluar, mereka akan langsung menghubungimu, alih-alih aku"
Raymond mulai menautkan tangannya pada Selona dan membawanya pergi dari sana. Sambil berjalan, Raymond memperingatkan Selona kembali. "Saat itu, jangan lupa akan janjimu"
———
Sejak mereka pulang dari rumah sakit tiga hari yang lalu, Selona terus menjaga jarak dengan Raymond dan tidak ingin bertemu dengan lelaki itu sampai hasil tesnya keluar. Awalnya Raymond tidak setuju, tentu saja. Namun melihat keseriusan Selona, mau tidak mau dia harus menahan diri selama tiga hari ini.
"Aku senang kau sudah berbaikan dengan Ibumu, Lona"
Selona tersenyum sembari memakan makanannya.
Sore ini, Selona dan Wenon sedang makan bersama di sebuah Restoran lokal. Mereka baru saja pulang dari melihat renovasi toko di pusat Kota. Sedikit lagi, toko itu akan beroperasi. Tentunya Selona semakin bersemangat ketika melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Selona [END]
FantasyKematian yang sungguh mengenaskan membuat jiwa Nomia menjadi tidak tenang dan hal itu membuatnya berakhir memasuki tubuh seorang perempuan yang telah mati akibat bunuh diri. Mungkin semesta memberinya kesempatan kedua untuk membuatnya menjalani kehi...