44. Itu Kesalahan.

13.9K 953 4
                                    

○●○Veel Plezier○●○

Raymond menekan bel itu dengan perasaan gugup dan berdebar-debar. Sembari menantikan seseorang membukanya, dia memperbaiki tatanan rambutnya yang sedikit berantakan.

Saat pintu itu terbuka, Raymond segera mengintip ke dalam yang tidak terlihat seseorang, jadi dia langsung bertanya kepada wanita setengah baya di depannya.

"Selona—"

"Oh, Nona Selona pergi dengan Nona Aayri satu jam yang lalu. Jika boleh tahu, anda siapanya Nona Selona?"

Raymond hendak menjawabnya, tapi notifikasi di ponselnya sangat mengganggunya. Hal itu membuatnya segera membuka ponselnya.

Kenalanku mengirimkan foto itu dan kau tahu sendiri apa artinya. Cepat datang ke klub Shinjuku, tunanganmu sepertinya sedang dalam masalah.

Itu Darren dan lelaki itu juga telah mengirimkan sebuah pesan gambar.

Raymond lantas mengeraskan rahangnya dengan tangan terkepal. Tampak wajahnya telah memerah karena marah. Ketika akan kembali ke dalam mobil taksi, lelaki itu segera terpaku dengan kehadiran mobil yang berhenti tidak jauh darinya.

Itu Selona.

Mata sipitnya langsung melebar kala melihat perempuan itu baik-baik saja.

Tanpa keraguan, Raymond langsung datang dan memeluk Selona.

"Kau dari mana saja? Aku hampir gila melihatmu dipotret sembarangan oleh seseorang"

Selona tertegun dan mulai melepaskan pelukan Raymond. Dia sangat-sangat tidak nyaman dengan kehadiran tiba-tiba dari lelaki itu. Kemudian pandangannya beralih pada Jio di dalam mobil, dia tersenyum dengan menunduk dalam. Untung saja Jio datang tepat waktu dan berhasil menyelamatkannya dari lelaki kurang ajar.

Setelah kepergian Jio, Raymond segera bertanya. Jelas saja, dia sangat cemburu dengan lelaki itu.

"Siapa dia?"

"Dia kekasih Yuri"

Raymond melega mendengarnya. Saat ini, dia baru memerhatikan penampilan dari Selona yang begitu terbuka. Hal itu berhasil membuat Raymond meneguk ludah kasar lalu menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikirannya. Dia tidak mungkin berpikiran lain di situasi seperti ini.

Sehingga tatapannya langsung meneduh tatkala mereka berpandangan.

"Maaf"

Selona menautkan kedua alisnya. Matanya terus memandangi Raymond, seakan masih menunggunya berkata lagi. Namun hingga beberapa menit berlalu, Raymond tidak juga mengatakan apa-apa lagi.

"Aku sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi pulang saja" peringat Selona.

Selona berjalan pergi hingga Raymond kini berdiri menghalangi jalannya, raut wajah Selona seketika berubah datar.

Apalagi yang lelaki ini inginkan.

Selona tidak habis pikir.

"Ayo bertunangan kembali"

Selona memijit kepalanya yang terasa sakit, setelah Aayri, kini Raymond ikut andil juga dalam membuatnya kesal.

"Pertunangan kita telah berakhir seperti kesepakatan terakhir dan aku memilih pergi seperti perkataanmu saat itu"

I'm Selona [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang