Ketika sampai Aurel pun melihat Lia yang sedang menghubungi seseorang.
Aurel pun memutuskan untuk menghampiri Lia, dan Neal pun memutuskan untuk duduk."Aduh, kok gak diangkat sih," ucap Lia.
"Kenapa dek?" tanya Aurel.
"Eh, kakak, gapapa kok, aku cuma lagi hubungi seseorang tapi gak diangkat angkat," jawab Lia.
"Kamu hubungin Neal kah?" tanya Aurel lagi.
"Bukan kok, aku hubungin temen aku, tadi soal nya dia ngechat, tapi aku gak bales," jawab Lia.
"Temen atau pacar," goda Aurel.
"Temen kok hehe," ucap Lia.
Tak lama dari itu Nathan pun datang dan menatap mereka berdua.
"Kak, aku pergi dulu ya, takut ganggu kalian," ucap Lia.
Saat Lia pergi, Nathan pun menghampiri Aurel dan memegang tangan Aurel.
Namun Aurel reflek menghempaskan nya.
Neal yang sedari awal duduk, hanya bisa tersenyum melihat sikap Aurel."Jangan asal narik dong," ucap Aurel.
"Oh, maaf ya," ucap Nathan.
Nathan pun mulai mendekati Aurel dan berbisik.
"Ada yang ingin aku bicarakan," bisik Nathan.
"Kenapa gak disini aja," ucap Aurel seraya memundurkan langkahnya agar tidak terlalu dekat dengan Nathan.
"Kamu bodoh ya, jelas jelas ini cuma boleh didengar oleh kamu. kamu gak liat si tiang listrik itu kah," ucap Nathan seraya menunjuk ke arah belakang.
Dan ya, Aurel pun melihat Neal yang sedang duduk sambil mendengarkan mereka berdua.
"Oh maaf, seperti nya aku ganggu kalian nih. kalo gitu aku pergi deh," ucap Neal.
"Gak perlu, kita aja yang pergi," ucap Nathan seraya menarik Aurel.
Dengan terpaksa Aurel pun mengikuti nya untuk keluar dari tempat bridal shop.
"Ada apa," tanya Aurel.
"Kita batalin nikah nya ya," ucap Nathan.
"Segampang itu ya bilang batal, kamu ga mikirin perasaan orang tua kamu kah," ucap Aurel seraya melipat tangan nya di dada.
"Bukan gitu, aku hanya takut kita tidak bisa memulai nya dengan baik," ucap Nathan.
"Udah jangan mikirin itu, bukannya kamu sendiri yang bilang, kalo nanti kita udah nikah harus bersikap seperti biasa," ucap Aurel.
"Kamu yakin dengan perkataan itu, kamu bahkan gak mikirin perasaan kamu, kalo nanti kamu jatuh cinta sama aku dan aku nolak, perasaan kamu gimana," ucap Nathan.
"Aku ga bakal semudah itu buat jatuh cinta sama orang," ucap Aurel.
"Kamu yakin?" tanya Nathan.
Aurel pun hanya membalas nya dengan anggukan.
"Tapi, aku ingin tetap batalin, jadi ayo kita batalkan ini, dan kamu harus bantu aku bicara," ucap Nathan seraya menarik tangan Aurel, namun Aurel menahan nya.
"Bentar, kamu bawa lembar persyaratan nya gak?" tanya Aurel.
"Aku selalu membawa nya." ucap Nathan seraya tersenyum tipis.
"Cepat keluarkan, aku mau liat dulu persyaratan nya," ucap Aurel.
Nathan pun mulai mengeluarkan sebuah lembaran dari kantong bajunya, dan memberikan nya kepada Aurel.
Karena lembaran nya di lipat lipat jadi Aurel membuka nya perlahan lahan, ia takut kertas itu sobek.
Setelah itu ia pun membaca nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (Tamat)
Romancecover by: Jallaina Monje. ~silent reader dilarang mendekat~ "Tapi ayah, aku belum siap menikah," ucap Aurel. "Kau harus menikah dengan nya, ini demi keluarga mu sendiri, kamu mau keluarga kamu jatuh miskin. ayah tidak menjodohkan Lia dengan Nathan k...