Part 4~ pernyataan

172 5 0
                                    

Matahari pun mulai bersinar sangat terang. burung burung pun mulai mengeluarkan suaranya.
Aurel pun terbangun karena terkena sinar matahari.

"Aduh, seperti biasa Minggu selalu cerah," ucap Aurel.

Tanpa lama, Aurel pun mulai mandi dan bersiap siap.
Saat Aurel membuka pintu kamar nya. Mulai lah tercium aroma makanan yang sangat lezat, keluarga nya pun sudah pada berkumpul untuk sarapan.
Aurel memang sedang ada masalah dengan ayahnya, tapi dia mengabaikan hal itu dan ikut makan bersama.

"Selamat pagi ibu," ucap Aurel seraya mencium kening ibu nya.

"Selamat pagi juga," ucap Vanya.

Aurel pun duduk di samping ibu nya, dan memerhatikan kesibukan nya.

"Bu, kok ibu selalu sibuk sih," tanya Aurel.

"Loh, ini kan demi masa depan kalian, ibu tuh bekerja keras untuk hidup kalian," jawab Vanya yang masih fokus dengan handphone nya.

Mendengar jawaban itu, Aurel pun langsung diam dan memilih untuk makan. Karena ia sadar, ibu nya hanya memberikan semua harta nya kepada Lia, dan tidak mengubah masa depan Aurel.

Tak lama Lia pun datang dan duduk di samping ayah nya.

"Kaka, tumben sekali kamu rapih, mau kemana," tanya Lia.

Aurel pun mengabaikan perkataan Lia, dan melahap makanan nya.
Vanya pun melirik ke arah suami nya, dia tau pasti Dev melarang Aurel untuk mendekati Lia.

"Kaka kamu mau pergi sama nyonya Julia," ucap Vanya.

"Loh, kok gak ngajak aku sih," ucap Lia.

"Kamu harus belajar Lia, kamu sebentar lagi lulus kuliah. Pokoknya mulai hari ini kamu gak boleh keluar rumah," ucap Dev.

"Apa sih, Lia juga udah belajar dari jauh jauh hari, semua buku udah Lia baca berulang kali yah, Lia juga butuh refreshing," ucap Lia dengan nada kesalnya.

Dev pun kesal dan mulai mengepalkan tangan nya.
Namun Vanya menenangkan Dev.

"Lihatlah, anak mu sekarang, sudah menjadi anak yang tidak patuh lagi," ucap Vanya.

Dev saat itu sedang menahan emosional nya, namun karena tidak tahan ia pun memutuskan untuk pergi dari meja makan.

"Gimana bu, aku boleh kan ikut kak Aurel, biar aku bisa milih gaun yang cocok buat kak Aurel," ucap Lia.

"Yasudah, kali ini ibu kasih kesempatan untuk kamu. Lain kali kamu harus lebih patuh ya," ucap Vanya seraya tersenyum.

"Oke deh ma, aku mau mandi dulu ya," ucap Lia dengan bersemangat.

Namun mendengar percakapan itu Aurel lagi lagi hanya diam.
Di meja makan hanya tersisa Aurel dan ibu nya.

"Nak, lupakan kata kata ayah mu yang kemarin ya, dia sebenarnya hanya ingin yang terbaik buat Lia," ucap Vanya

"Iya Bu, Aurel udah lupain dari kemarin kok, cuma Aurel bakal terus ingat sampe kapanpun," ucap Aurel.

Vanya hanya tersenyum tipis mendengar jawaban dari anak nya.
Setelah selesai makan. Aurel pun berencana untuk duduk di halaman rumahnya.
Udara hari itu benar Baner sangat segar. dan juga hangat.
Saat sedang menikmati suasana, Lia pun datang.

"Kak, aku udah siap, ayo berangkat," ucap Lia.

"Apa sih, kita di jemput sama mereka," ucap Aurel.

"Ya ampun, kita satu mobil sama mereka?" tanya Lia.

"Iya," jawab Aurel.

"Ya ampun, pokoknya aku harus terlihat cantik," ucap Lia seraya melihat lihat wajah nya di kaca.

Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang