Mereka pun memakan makanan yang ada di troli, setelah habis Pelayan pun datang dan membawa nya lagi. Tak lama dari itu, Vanya pun mengajak Nathan dan Aurel untuk berfoto bersama, alias foto keluarga.
"Wah, keluarga anda memiliki wajah yang sangat manis," ucap si Photography.
"Bisa aja si mas," ucap Vanya.
Saat sedang mengobrol ngobrol, Neal pun memutuskan untuk mengajak mereka semua ke pantai, karena di sebelah wedding venue terdapat pantai.
Karena hari itu sudah menjelang sore jadi udara nya terasa dingin."Kak Aurel, ayo kita main air," ajak Lia.
"Gak dulu deh, udara nya dingin banget, kalian mah enak pada pake baju panjang lah aku beda sendiri," ucap Aurel.
Lia pun hanya menertawakan kakak nya dan lanjut main bersama Neal.
Aurel pun memutuskan untuk duduk di sebuah tangga yang berada di luar wedding venue, dan melihat mereka dari kejauhan.
"Kayaknya mereka bahagia banget ya," batin Aurel.
"Mungkin mereka punya beban masing masing, tapi entah kenapa mereka bisa membuang beban itu dengan mudah, aku iri. aku ingin menikmati masa masa muda ku, tapi gak tau kenapa, tuhan gak mengizinkan nya," ucap Aurel dengan pelan.
Aurel merasa hanya dirinya yang saat itu tidak bahagia. Tapi Aurel senang melihat wajah mereka yang sedang dalam kebahagiaan.
"Rasain lu dek," ucap Neal seraya mencipratkan air ke pakaian Nathan.
"Apa sih, jadi basah tau," ucap Nathan dengan nada kesalnya.
"Gitu doang, sini lawan," ucap Neal.
Nathan pun mengambil segenggam pasir dan berencana untuk melempar ke Neal, tapi Neal berhasil kabur.
Karena hampir tertangkap, Neal pun memutuskan untuk berlindung di belakang Aurel."Kok sembunyi nya di belakang perempuan, cupu banget si," ucap Nathan.
"Kok cupu, ini namanya teknik berlindung, Kalo berani sini lempar," ucap Neal.
"Eh, jangan dong, nanti gaun aku kotor gimana," ucap Aurel.
Nathan pun akhirnya mengalah dan menjatuhkan pasir itu.
"Hahaha, cupu," ucap Neal.
Neal pun akhirnya keluar dari persembunyiannya.
"Aurel kok kamu duduk disini sih, gak main sama Lia?" tanya Neal.
"Gak kak, cuaca dingin jadi daripada aku menggigil, lebih baik disini aja," jawab Aurel.
"Oh, emangnya disini hangat?"tanya Neal lagi.
"Hehe dingin sih kak, tapi gapapa, aku tujuan disini buat liat kalian main main," jawab Aurel seraya tersenyum.
"Oh, yasudah deh, aku lanjut mau main ya," ucap Neal.
Saat Neal ingin pergi, Neal pun mendorong Aurel agar terjatuh dalam pelukannya Nathan. Dan rencana ia pun berhasil.
"Sialan tu anak," gumam Nathan.
"Aduh, maaf ya," ucap Aurel seraya menundukkan kepalanya.
"Gapapa kok, santai aja. Oh iya, kamu beneran gak mau main kesana?" tanya Nathan.
"Gak, gak usah hehe, kalian aja yang main," jawab Aurel.
"Ini kesempatan kamu untuk berbahagia loh, untuk kedepannya kamu gak tau kan bisa bahagia atau nga," ucap Nathan.
"Benar juga, yasudah ayo kita kesana," ucap Aurel.
Aurel dan Nathan pun jalan bersama, Namun saat itu Nathan meninggal'kan Aurel dan pergi mengambil pasir. Nathan pun perlahan lahan mendekati Neal dan menaruh pasir itu di pakaian nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (Tamat)
Romancecover by: Jallaina Monje. ~silent reader dilarang mendekat~ "Tapi ayah, aku belum siap menikah," ucap Aurel. "Kau harus menikah dengan nya, ini demi keluarga mu sendiri, kamu mau keluarga kamu jatuh miskin. ayah tidak menjodohkan Lia dengan Nathan k...