Pagi hari pun tiba
Aurel pun terbangun dari tidurnya dan mulai bersiap siap untuk pergi.
Setelah sudah mandi dan berdandan, ia pun turun kebawah untuk sarapan.
Saat sedang menuju kesana, Aurel pun bertemu dengan Riel."Riel, ayo kita sarapan bareng," ucap Aurel.
"Gak usah non, saya udah makan kok," ucap Riel dengan sopan.
"Yang benar? Udah ayo ikut aku kesana," ucap Aurel seraya menarik tangan Riel.
Riel dengan terpaksa pun mengikuti Aurel.Saat sampai, Nathan pun menatapi mereka berdua dengan tatapan sinis.
"Kamu duduk disini ya," ucap Aurel.
"Baiklah," ucap Riel.
Setelah itu Riel pun ditinggal oleh Aurel, dan Riel pun sempat bertatap mata dengan Nathan.
"Kamu ngapain nempel nempel sama dia?" tanya Nathan.
"Anu tuan, dia yang nempel ke saya, ini juga saya dipaksa buat makan," ucap Riel.
"Kamu tau kan dia istri saya? harus nya kamu menolak dengan tegas, ini malah pasrah, bilang aja kamu mau deket deket sama dia," ucap Nathan.
"Maaf tuan, selanjutnya saya akan lebih tegas," ucap Riel.
Beberapa menit kemudian, nenek dan Aurel pun datang.
"Loh, Riel kamu ngapain disini?" tanya nenek
"Dia ingin ikut sarapan dengan kita, boleh kan nek," jawab Aurel.
"Ya tentu saja, boleh dong. Ayo ayo dimakan yang banyak ya, hari ini adalah hari terakhir kalian disini," ucap nenek.
"Ayo Riel dimakan, sini piring kamu, biar aku isi nasi," ucap Aurel.
"Riel punya tangan sendiri, kamu ngapain repot repot ngambil in, duduk," ucap Nathan secara tiba tiba.
Nathan pun sedikit menarik Aurel agar kembali duduk.
Ruang an seketika jadi canggung dan tidak ada suara dari mereka.
Nathan pun berinisiatif untuk mengambil kan Aurel nasi dan menaruh nya dengan berbagai lauk."Ayo dimakan, habis itu kita pulang," ucap Nathan.
Aurel pun nurut dan mulai melahap nya sedikit demi sedikit.
Ketika sudah selesai makan, Nathan pun langsung mengakut baju baju atau pemberian dari nenek."Nek, jaga kesehatan ya, Aurel janji kok bakal balik kesini lagi," ucap Aurel.
"Baiklah, nenek tunggu janji kamu," ucap Nenek.
"Kita pamit ya nek," ucap Nathan.
"Iya iya, kamu jagain istri kamu yang bener ya, awas kamu macam macam sama dia," ucap Nenek.
"Iya, santai aja sih nek, yaudah kami pergi dulu ya," ucap Nathan seraya mencium pipi nenek nya.
Kemudian mereka pun naik ke mobil dan mobil mereka pun mulai hilang dari pandangan Nenek dan para pelayan.
Diperjalanan
Aurel pun mulai bosan dan mulai memainkan handphone, tetapi ia teringat akan kedatangan Lia."Kita sampe kesana jam berapa?" tanya Aurel.
"Kalo gak macet paling lama jam 11," jawab Nathan.
Aurel pun hanya mengangguk anggukan kepalanya dan mulai mengirimkan pesan ke Lia.
"Lia, kamu mau nitip apa?" tanya Aurel dalam chat.
Tak lama kemudian, Lia pun membalas pesan dari Aurel.
"Beliin cemilan aja kak, yang banyak ya hehe," jawab Lia dari dalam chat.
"Yasudah, oh iya, aku nyampe sana sekitar jam 11 an. Kamu udah dikasih alamatnya kan?" tanya Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (Tamat)
Romancecover by: Jallaina Monje. ~silent reader dilarang mendekat~ "Tapi ayah, aku belum siap menikah," ucap Aurel. "Kau harus menikah dengan nya, ini demi keluarga mu sendiri, kamu mau keluarga kamu jatuh miskin. ayah tidak menjodohkan Lia dengan Nathan k...