Mereka pun perlahan mulai meninggalkan taman bermain. Saat sampai dirumah, Aurel pun langsung masuk dan ingin menemui kucing nya. Tetapi saat ia sudah sampai, Aurel benar benar dibuat terkejut, karena ada beberapa kucing yang sudah mati, dan juga ada yang mati dengan keadaan berdarah. Aurel yang melihat hal itu hanya bisa menangis, sampai tangisan nya terdengar oleh Nathan dan beberapa Pelayan, mereka juga terkejut dengan pemandangan yang ada disana. Aurel dengan perasaan kesal pun langsung menarik baju yang dikenakan Nathan.
"Kamu yang ngelakuin ini kan?" tanya Aurel.
"Sumpah, aku gak pernah membuat ide untuk membunuh mereka, selama kamu pergi juga pelayan juga memberi mereka makan," jawab Nathan.
Aurel kembali menangis. Tapi tiba tiba dari arah belakang, Alyssa pun datang menghampiri mereka seraya tersenyum.
"Sayang, kamu kemana aja? Aku udah nungguin kamu loh," ucap Alyssa seraya memegang lengan Nathan.
"Alysa aku kan udah bilang kalo aku ada urusan, kamu ngapain juga kesini," ucap Nathan.
"Alah, nyari dia aja dibilang urusan penting, aturan kamu jangan nyari, supaya dia hilang selamanya dan aku bisa nikah sama kamu," ucap Alyssa.
"Eh, lu bisa diam gak, baru pulang aja udah bikin berisik," sambung Alyssa.
Aurel hanya bisa diam dan menahan semua perasaan nya. Ia pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Aurel pun langsung menuju ke kamar, saat itu ia benar benar stress, entah kenapa dia hanya pengen nangis, nangis, dan nangis.
Beberapa menit kemudian, Nai pun datang dengan membawa teh hangat."Ayo diminum dulu," ucap Nai.
Aurel hanya diam dan tak berbicara sepatah kata pun.
"Nona, kamu sedang hamil, kamu jangan terlalu banyak pikiran ya, nanti gak baik buat bayi kamu," ucap Nai seraya mengelus punggung Aurel.
"Gak bisa. Apa aku gugurin aja ya? Selama ini aku selalu menyimpan banyak pikiran, kurasa didalam sana, dia sudah tidak sehat. Aku ini gak pantas jadi seorang ibu," ucap Aurel.
"Heh, ngomong apa kamu, semua wanita sangat cocok menjadi seorang ibu, dan saya yakin kok, bayi nya akan hidup dengan sangat sehat," ucap Nai seraya tersenyum.
Aurel pun tersenyum tipis seraya mengelus perutnya.
"Kamu yakin gak mau ngasih tau tentang ini ke tuan Nathan?" tanya Nai.
"Gak usah, saya udah menemukan tempat untuk dia hidup. Dia gak akan tinggal disini, dia bakal aku titip ke panti asuhan," ucap Aurel.
"Kamu gak berniat membuang dia kan, Nak?" tanya Nai lagi.
"Tentu saja tidak, aku sangat menunggu kehadiran nya, tapi jika Tuhan tidak mengizinkan nya untuk lahir ke dunia. Mau buat apa lagi, mungkin dunia ini terlalu kejam, jadi Tuhan yang merawat nya disana," ucap Aurel.
"Anda benar," ucap Nai seraya tersenyum.
"Oh iya, hari ini ayah ibu mu akan datang, orang tua Nathan juga akan datang," sambung Nai.
"Wah, pasti akan seru. Kalian menantikan waktu berkumpul kan?" tanya Aurel.
"Benar, semua pelayan sangat senang, dan sekarang mereka sedang bersiap siap untuk memasak makanan. Yasudah saya juga masih ada kerjaan, saya tinggal dulu ya nona," ucap Nai.
"Baiklah, sampai jumpa," ucap Aurel seraya melambaikan tangan nya.
Saat Nai keluar, Aurel langsung membuka handphone nya, dan ternyata lumayan banyak pesan. Ia pun senang karena nanti Riel akan datang, begitu juga dengan Nia, dia pun mengirimi banyak emoji hati, Nia sudah terlalu kangen dengan Aurel. Nia juga akan membawa Mona datang. Aurel yang membayangkan nya pun ikut senang, ia pikir, pasti nanti malam akan menjadi malam yang menyenangkan. Karena hari masih pagi, Aurel memutuskan untuk tidur dulu, untuk mengumpulkan energi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (Tamat)
Romancecover by: Jallaina Monje. ~silent reader dilarang mendekat~ "Tapi ayah, aku belum siap menikah," ucap Aurel. "Kau harus menikah dengan nya, ini demi keluarga mu sendiri, kamu mau keluarga kamu jatuh miskin. ayah tidak menjodohkan Lia dengan Nathan k...