Part 17~

113 1 0
                                    

  "Kamu ngapain ngambil ngambil handphone orang?" tanya Nathan.

"Maaf, tadi aku hanya penasaran," jawab Aurel.

"Tolong deh di hilangin sifat yang kayak gitu, kepo banget sih jadi orang," ucap Nathan dengan nada kesalnya.

Kemudian Nathan pun pergi dari sana dan meninggalkan Aurel sendirian.

"Siapa juga yang kepo, lagian takut amat sih ketauan," gumam Aurel.

Aurel pun memutuskan untuk pergi ke kamar nya dan mengemasi barang-barangnya.
Setelah selesai, Aurel pun rebahan di kasur dan memainkan handphone nya, dan ia pun mendapatkan telepon dari Lia.

"Halo," ucap Aurel dari seberang telepon.

"Halo kak, gimana kabar Kaka?" tanya Lia.

"Baik kok, kenapa nih, kamu tumben nelpon Kaka, pasti pengen ditemenin belanja ya," ucap Aurel.

"Gak kok, aku cuma mau bilang nanti aku ada libur panjang loh, nanti kita habiskan waktu bersama yuk," ucap Lia.

"Boleh, tapi apa kamu gak dimarahin ayah?" tanya Aurel.

"Gak bakal. Semenjak kak Aurel gak ada dirumah ini, hidup aku semakin di kekang oleh mereka kak, jujur aja aku udah mulai gak tahan sama perilaku mereka, jadi biarin aja kalo mereka marah," ucap Lia.

"Kamu yang sabar ya, mereka cuma ingin yang terbaik buat kamu, tapi lupakan lah tentang mereka, besok kamu kesini nya jam berapa, soalnya Kaka baru mau pindah rumah," ucap Aurel.

"Paling jam 10 an," ucap Lia.

"Jam 10 ya, yaudah deh nanti aku kesana nya lebih pagi," ucap Aurel.

"Sip, nanti aku bawa cemilan yang banyak," ucap Lia.

"Baiklah baiklah, seterah kamu aja," ucap Aurel.

"Yasudah kak, aku ada janji mau keluar bareng teman," ucap Lia.

"Mau kemana, ini hujan loh," ucap Aurel.

"Kan naik mobil kak, aku cuma mau main main doang di rumah temen," ucap Lia.

"Oh yasudah, hati hati ya kamu," ucap Aurel.

"Iya, dahhh,"

Kemudian telpon pun terputus, Aurel pun meletakkan handphone nya di samping dan mulai memejamkan mata nya, lama kelamaan ia pun akhirnya tertidur.
Matahari pun terus berputar dan berputar. Aurel pun terbangun di sore hari.

"Lemes banget," gumam Aurel.

Setelah mengumpulkan beberapa energi akhirnya Aurel pun turun kebawah, dan duduk di ruang tamu.
Aurel pun mulai merasakan kesepian dirumah itu, dan akhirnya ia bertanya kepada salah satu pelayan yang lewat.

"Permisi, ini orang orang nya pada kemana ya, kok kayak sepi banget?" tanya Aurel.

"Oh, tadi tuan Nathan pergi katanya sih ada janji, kalo nenek juga pergi ada urusan mendadak," ucap pelayan.

"Ya ampun, aku jadi sendirian deh, kamu mau temenin aku gak," ucap Aurel kepada pelayan.

"Ya ampun, maaf nona saya gak bisa, saya takut tuan Nathan marah," ucap pelayan.

"Dia? Marah? Biarin aja, kerjaan dia emang marah marah terus," ucap Aurel.

Pelayan itu pun hanya bisa tersenyum canggung.

"Udah ayo temenin aku ya, please, cuma kali ini doang kok," ucap Aurel.

Pelayan itu pun terdiam dan menundukkan wajahnya.

"Aduh kamu ini, udah ayo kita bersenang-senang diluar," ucap Aurel.

Aurel pun menarik tangan dia dan mereka pun jalan ke sebuah parkiran.

Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang