Part 35

128 2 0
                                    

  Nathan pun merasa gak enak.

"Aurel, maafkan soal yang tadi ya," ucap Nathan.

"Ya, gapapa kok," ucap Aurel.

Aurel pun menghampiri Nathan dan mengasih makanan.

"Kalo gak enak, kamu buang aja," ucap Aurel.

"Jangan membuang makanan," ucap Nathan dengan gugup.

"Toh buat apa, lagian juga gak ada yang mau makan. Udah dulu ya, aku mau pergi dulu," ucap Aurel.

"Mau kemana?" tanya Nathan.

"Ada banyak hal yang harus aku lakukan," jawab Aurel.

"Tapi, bisakah kamu menemani aku makan dulu," ucap Nathan.

"Harus ya? Aturan kamu gak usah usir dia, biar ada yang nemenin," ucap Aurel.

"Aurel kamu marah ya?" tanya Nathan.

"Enggak, siapa juga yang marah. Perkataan aku bukannya benar," ucap Aurel.

"Itu gak benar sama sekali, aku hanya ingin kamu yang menemani aku makan. Tadi itu aku sudah berusaha untuk menolak kedatangan nya, tapi dia malah semakin mendekati ku," ucap Nathan.

"Huh, sudahlah, gak usah dijelaskan. Cepat makan, aku akan menemani mu," ucap Aurel.

"Kamu gak mau suapin aku?" tanya Nathan.

"Oh iya, aku lupa, maaf ya," ucap Aurel.

Kini Aurel mengambil kembali makanan yang dipegang Nathan. Ia pun langsung suapi Nathan secara perlahan lahan.

"Di telan ya, biar perut kamu ada isi nya," ucap Aurel.

Nathan pun mengangguk pelan dan mencoba menelan nya. Dengan susah payah ia pun berhasil menelan nya.

"Wah, akhirnya makanan nya bisa masuk, ayo coba makan lagi," ucap Aurel.

"Enak gak makanan nya," Sambung Aurel.

"Enak kok," ucap Nathan seraya tersenyum.

Aurel pun membalas nya dengan senyuman. Makanan yang dibuat Aurel pun perlahan mulai habis.

"Nathan, aku gak nyangka kamu bisa masak sebanyak ini," ucap Aurel.

"Ayo sekarang kamu minum obat ya," ucap Aurel.

"Hah, obat apa?" tanya Nathan.

"Obat dari dokter Sen," jawab Aurel.

"Oh, tadi dia kesini ya," ucap Nathan.

"Iya, ayo minum dulu, biar kamu cepet sembuh," ucap Aurel.

Nathan pun nurut dan langsung meminum obat itu. Setelah selesai, Nathan pun kembali merebahkan dirinya.

"Kalo kamu butuh apa apa, telepon aku aja ya, aku mau mandi dulu," ucap Aurel.

"Baiklah," ucap Nathan.

Aurel pun langsung pergi ke kamar milik nya, dan langsung pergi ke kamar mandi. Di dalan Aurel pun langsung melihat dirinya di kaca.

"Aku sejelek itu ya? Kayaknya aku emang gak pantes buat dia. Dibandingkan dengan wanita itu, kurasa dia lebih cantik. Lekuk tubuh nya juga bagus," ucap Aurel seraya menatap dirinya di kaca.

"Huh, gimana ini, aku gak bisa terus berada di dekat nya. Dia selingkuh, dia menyukai wanita lain. Kurasa dia benar, aku hanya pengganggu di antara hubungan mereka," ucap Aurel.

Tanpa sadar, air mata Aurel pun mengalir. Ia mulai menyadari bahwa ternyata perlahan lahan Aurel mulai mencintai Nathan. Aurel pun mandi dengan sangat lama. Hingga ia tidak menyadari kalau Nathan berkali kali menelpon nya.

Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang