Part 44

138 1 0
                                    

"Aurel," gumam Nathan.

"Anda, suami nya kan?" tanya Suster.

"I-iya saya suami nya," jawab Nathan dengan gugup.

"Baiklah, dipegang dulu istrinya pak. Selamat ya pak istri anda sudah sadar dari koma nya," ucap Suster.

Tanpa berbicara apapun, Nathan langsung memegang tangan Aurel.

"Saya tinggal dulu ya pak," ucap Suster seraya menundukkan kepalanya.

"Baiklah, terimakasih ya sus," ucap Nathan.

Suster pun hanya tersenyum, dan kini mereka berdua hanya bisa bertatap mata.

"Lepasin," ucap Aurel.

"Gak bisa, kamu baru saja pulih, nanti kalo kamu jatuh gimana," ucap Nathan.

"Kamu peduli?" tanya Aurel.

"Tentu saja," ucap Nathan.

Aurel yang tadinya kesal jadi teringat bayi nya lagi.

"Oh iya, kamu ngeliat bayi aku gak?" tanya Aurel.

"Kenapa cuma nyebut diri kamu sendiri? Kenapa? Aku kan ayah nya," ucap Nathan.

Aurel pun terdiam seraya memandangi wajah Nathan.

"Aurel, banyak masalah yang terjadi saat kamu koma, aku ingin kamu mendengarkan nya satu persatu," ucap Nathan.

"Koma? Aku tidak koma," ucap Aurel.

"Coba ingat ingat lagi, kamu kecelakaan mobil," ucap Nathan.

"Kecelakaan? Lalu bayi nya kemana?" tanya Aurel.

"Nanti akan aku beritahu, ayo kita balik dulu," ucap Nathan.

"Gak mau," ucap Aurel dengan wajah sedih.

"Baiklah akan ku ceritakan, tapi kita duduk dulu ya, ayo kita cari tempat duduk dulu," ucap Nathan.

Akhirnya Aurel pun nurut, ia pun berjalan sambil memegang tangan Nathan.
Saat sudah menemukan tempat duduk, Aurel pun langsung memasang wajah serius. Nathan pun dengan terpaksa menjelaskan kejadian itu. Dengan perlahan Nathan pun menunjukkan foto bayi mereka saat baru lahir.

"Ini, kurasa hanya foto ini yang bisa kita simpan," ucap Nathan.

Aurel hanya diam seraya memandangi foto itu.

"Apa maksudnya?" tanya Aurel.

"Huh, dia gak berhasil selamat, saat pertama diangkat, nafas nya sangat lambat, gak lama dari itu, dia meninggal," ucap Nathan.

Air mata Aurel pun mulai menetes, hati nya sangat sangat hancur, ia merasa usaha yang ia lakukan selama ini sia sia. Ia hanya berharap saat lahiran bayinya sehat, tetapi sekarang ekspektasi hancur berkeping keping. Saat itu Nathan hanya bisa memeluk Aurel dengan erat, di detik itu, Nathan pun mulai merasakan kehilangan dan juga sedih.

"Harusnya aku aja yang meninggal," ucap Aurel.

"Aurel jangan ngomong kayak begitu, Tuhan sudah menakdirkannya untuk tinggal di surga," ucap Nathan.

Aurel pun terus menerus menangis, hingga Julia dan Fredrick pun datang. Mereka langsung memeluk Aurel dengan erat, mereka berdua benar benar menyayangi Aurel. Fredrick pun merangkul Nathan.

"Laki laki tidak boleh lemah," ucap Fredrick.

Nathan yang mendengar ucapan itu pun langsung mengusap air mata nya.
Setelah beberapa menit diluar, mereka akhirnya kembali ke kamar yang tadi ditempati Aurel, dokter pun langsung memasangkan infus lagi.

Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang