Part 34

112 1 0
                                    

  Pagi pun tiba. Aurel saat itu terdiam dikamar dan memikirkan Nathan. Ia tau bahwa persyaratan itu harus dilakukan, tapi kini Nathan sedang sakit, dan ia harus menjaga nya. Aurel akhirnya memutuskan untuk bersikap seperti awal bertemu. Ia pun langsung masuk ke kamar Nathan. Saat itu Nathan masih tertidur, tapi Aurel memegang dahi nya, dan ternyata suhu badan Nathan panas. Ia pun memutuskan untuk memanggil Grace.

"Kurasa nona harus menghubungi dokter Sen," ucap Grace.

"Siapa dia?" tanya Aurel.

"Dia dokter pribadi, nona, jadi nona bisa menghubungi nya kapan saja. Ini nomer nya," jawab Grace.

"Baiklah, aku akan menelpon nya dulu," ucap Aurel.

Aurel pun langsung menghubungi Sen.

"Halo, ini siapa ya?" tanya Dokter Sen.

"Maaf, ini saya istri nya Nathan, dari keluarga Fredrick," jawab Aurel.

"Oalah, kamu istrinya ya. Ada apa?" tanya dokter Sen lagi.

"Anda bisa kesini gak? Suami saya lagi sakit, suhu badan nya sedang panas. Saya mohon cepat datang kesini," jawab Aurel.

"Tentu, tentu, saya akan segera kesana ya," ucap dokter Sen.

"Baiklah, terimakasih dok, saya tunggu ya," ucap Aurel.

Telepon mereka pun terputus, Aurel pun balik lagi ke kamar Nathan.

"Kamu jaga pintu ya, kalo dia Dateng, langsung suruh ke atas aja," ucap Aurel.

"Baik nona," ucap Grace.

Grace pun langsung turun kebawah untuk menunggu kehadiran Sen.

"Nathan, bangun dulu yuk, badan kamu panas nih," gumam Aurel.

Aurel terus menerus membangun kan' Nathan, namun hasilnya nihil, Nathan hanya diam dan masih tertidur. Beberapa menit kemudian, Dokter Sen pun datang, dan langsung memeriksa Nathan.

"Kamu tau keluhan nya apa?" tanya Dokter Sen.

"Kemarin dia bilang, gak mau makan dok, pas saya paksain dia buat makan, dia malah muntah," jawab Aurel.

"Hem, kurasa dia keracunan makanan. Apa yang terakhir dia makan?" tanya Sen.

Aurel pun terdiam. Ia ingin berkata jujur, tapi ia takut akan membuat nama keluarga nya jelek. Tapi tak ada jalan lain. Aurel berpikir ini untuk keselamatan Nathan, jadi ia berkata Jujur.

"Dia terakhir habis makan lauk dari ibu saya." Ucap Aurel.

"Hem, bahaya ya. Ini saya kasih obat, ini harus diminum 1 hari 2 kali ya. Dan kamu harus bisa membuat makanan masuk ke dalam perutnya," ucap Sen.

"Baiklah. Apa dia akan sembuh dok?" tanya Aurel.

"Kita hanya bisa berserah kepada Tuhan. Saya juga tidak bisa memastikan dia bisa sembuh atau tidak," ucap Sen.

"Baiklah dok," ucap Aurel.

"Yasudah, saya pulang dulu ya. Jaga baik baik suami kamu," ucap Sen seraya menepuk pundak Aurel.

"Iya, hati hati ya dok, terimakasih sudah datang," ucap Aurel seraya tersenyum.

Dokter Sen pun sudah pulang. Kini Aurel hanya bisa menatap Nathan sambil berharap Nathan cepat bangun. 1 jam berlalu, 2 jam berlalu, 3 jam berlalu.

Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang