Grace yang saat itu sedang di samping Julia pun menjelaskan nya.
"Itu kue ulang tahun nya tuan Nathan nyonya." Ucap Grace.
"Loh, emang nya Nathan hari ini ulang tahun?" tanya Julia.
"Mungkin nyonya lupa. Kue ini dibuat khusus oleh nona Aurel," jawab Grace seraya tersenyum.
"Ya ampun, aku sebagai orang tua nya lupa, untung ada kamu rel," ucap Julia.
"Iya ma, Aurel juga sebenarnya gak tau, tadi aja dikasih tau sama Grace," ucap Aurel.
"Oalah begitu ya, pasti nanti dia bahagia, karena cuma kamu yang inget," ucap Julia seraya tersenyum.
"Bisa aja si mama, udah ayo makan dulu," ucap Aurel.
Julia pun menjawab nya dengan anggukan. Ia pun menaruh kue tersebut di kulkas lagi dan kemudian pergi ke ruang makan.
"Ayo Grace ikut makan," ucap Aurel.
"Iya nona makan aja dulu, saya masih ada pekerjaan," ucap Grace.
"Nak, cepat duduk, nurutin pekerjaan mah gak akan selesai, yang ada kamu keburu mati kelaparan," ucap Fredrick.
Grace yang takut pun langsung menuruti perintah Fredrick, ia pun ikut makan bersama.
Hari itu suasana sangat tenang. Sehabis makan mereka pun mengobrol ngobrol tentang kehidupan baru Aurel. Yah tidak banyak yang menyenangkan, ia berusaha menutupi yang sebenarnya terjadi."Oh iya, nak, kamu masih inget sama Riel?" tanya nenek.
"Oh, tentu saja aku masih ingat, dia itu orang yang sangat baik," jawab Aurel seraya tersenyum.
"Hahaha, sudah kuduga jawabannya. Dia nanti nyusul kesini," ucap Nenek.
"Loh, kenapa gak bareng aja?" tanya Aurel.
"Mobil nenek berhenti di pinggir jalan. Jadi nenek semobil sama Julia. Karena saat itu jarak kami belum jauh," ucap Nenek seraya tersenyum tipis.
"Oh, yaudah deh, yang penting aku bisa ketemu Riel," ucap Aurel.
Julia dan Fredrick pun ikut tersenyum melihat tingkah Aurel.
"Oh iya nak, kamu sudah berapa lama kenal Riel?" tanya Fredrick.
"Baru kok pa. Pas aku berkunjung ke rumah nenek, dia selalu bersifat baik kepada ku," jawab Aurel.
"Ya itu lah dia, walaupun dia jadi pembantu tapi latar belakang keluarga nya tidak buruk juga," ucap Nenek.
"Wah, kalo dilihat lihat bagus ya. Aurel, kalo kamu dipertemukan oleh Riel duluan, kamu bakal mau nikah sama siapa?" tanya Julia.
"Sulit. Kurasa aku akan tetap menikah dengan Nathan. Karena pasti ayah ku akan bilang kalo ia terlilit utang," ucap Aurel.
Julia, Frederick, Grace, dan nenek pun tersenyum seraya tertawa. Hari itu benar benar momen yang tidak akan pernah Aurel lupakan.
Beberapa menit kemudian, bel pintu pun berbunyi."Siapa itu?" tanya Grace.
"Kurasa itu Riel, tunggu sebentar ya, aku mau buka kan pintu dulu," ucap Aurel.
Semua yang ada disana pun mengangguk.
Aurel pun berlari kecil karena jarak antara ruang tamu dan pintu sedikit jauh.
Saat sampai tepat di depan pintu ia pun langsung membuka nya. Dan benar saja. Riel sedang berdiri di sana seraya tersenyum."Riel," ucap Aurel.
"Oh, nona kita bertemu lagi," ucap Riel seraya tersenyum.
"Wah, aku senang sekali bisa bertemu dengan mu lagi," ucap Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan (Tamat)
Romancecover by: Jallaina Monje. ~silent reader dilarang mendekat~ "Tapi ayah, aku belum siap menikah," ucap Aurel. "Kau harus menikah dengan nya, ini demi keluarga mu sendiri, kamu mau keluarga kamu jatuh miskin. ayah tidak menjodohkan Lia dengan Nathan k...