Part 11~

172 3 0
                                    

Pagi pun telah tiba.
Aurel pun mulai membuka mata nya perlahan, dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan nya Nathan.

"Kalo dia lagi tidur lebih tampan ya," ucap Aurel seraya tersenyum.

Karena Aurel merasa gemas akhirnya ia pun mencubit pipi Nathan. Tetapi ia tidak tau bahwa saat itu sebenarnya Nathan sudah bangun tapi pura pura tidur.

"Kenapa sih harus aku yang di jodohin nya sama dia, padahal masih ada Lia dirumah," ucap Aurel seraya mengelus rambut belakang Nathan.

"Itu karena Tuhan ingin kita bersama," ucap Nathan dengan tiba tiba

Aurel yang merasa malu akhirnya membalikkan badannya.

"Hey, kok kamu menghadap nya kesana? pasti malu ya," ucap Nathan seraya tersenyum.

"Siapa yang malu, aku cuma ngantuk kok," ucap Aurel.

"Alasan aja, aku daritadi dengar omongan kamu loh," ucap Nathan.

Seketika wajah Aurel pun tambah memerah, dan merasa kesal.

"Jadi daritadi kamu pura pura tidur?' tanya Aurel seraya menatap Nathan.

"Iya," ucap Nathan.

Aurel pun langsung mencubit pipi Nathan dengan sangat keras.

"Aduh aduh sakit, lepasin dong, gak lagi deh kayak gitu," ucap Nathan.

"Huh, pagi pagi udah buat kesel aja, dah ah aku mau mandi," ucap Aurel.

Tapi niat nya batal, karena Nathan menarik Aurel dan memeluk nya lagi.

"Nathan, kamu gak puas apa semalaman meluk aku terus," ucap Aurel.

"Gak, soalnya kalo aku meluk kamu semua nya kayak terasa hangat," ucap Nathan.

Aurel ingin marah tapi ia tau marah nya tidak akan berguna, dan sebesar apapun usaha Aurel, ia akan kalah dengan tenaga nya Nathan.

"Udah yuk kita makan dulu, habis itu terserah kamu mau ngapain," ucap Aurel.

"Kita turun nya nanti siang aja," ucap Nathan seraya mengusel ke telinga nya Aurel.

"Kok nanti siang, nanti makanan nya udah dingin gimana sih," ucap Aurel.

"Biarin," ucap Nathan.

Beberapa menit kemudian Aurel baru menyadari, kalau celana nya seperti basah tapi bukan seperti di siram air. Ia pun akhirnya meraba raba belakang celananya saat ia lihat tangan nya, Yap, darah, Aurel haid saat itu, dengan sekuat tenaga ia pun bangun dan menjauh dari Nathan.

"Nathan, liat ke arah belakang," ucap Aurel.

"Ngapain?" tanya Nathan.

"Udah liat kebelakang dulu," jawab Aurel.

Nathan pun nurut dan melihat ke belakang, saat Nathan tak menatap nya Aurel buru buru melihat ke arah seprei yang ia duduki. Darah ia pun ada di seprei tersebut. Aurel pun bingung harus berbuat apa, apalagi saat itu ada Nathan di hadapan nya.

"Kamu ngapain sih?" tanya Nathan.

"Gak kok, aku gak ngapa-ngapain," jawab Aurel.

"Yasudah, sini tiduran lagi," ucap Nathan.

"Gak, aku pengen ke kamar mandi," ucap Aurel.

"Kamu dari kemarin bilang nya mau ke kamar mandi mulu, mau ngapain sih disana?" tanya Nathan.

"Ya, mandi lah, gimana sih, ini udah pagi tau, gak baik tidur tiduran di kasur, lebih baik kita makan," ucap Aurel.

Tanpa berkata apapun pun Nathan mulai mendekat dan menarik tangan Aurel tapi Aurel menghempaskan nya.

Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang