Part 29~

153 1 0
                                    

  Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan. Bagaimanapun juga ia tidak boleh menyerah. Aurel pun masih mencari cara untuk melampiaskan perasaan kesal dan sedih nya.
Tetapi daripada memikirkan itu, lebih baik dia tidur.
  Pagi hari pun tiba.
Alarm terus menerus berbunyi. tetapi Aurel masih sangat lemas, dan harus mengumpulkan nyawa nya.

"Huh, cape banget," gumam Aurel.

Ia pun langsung meraih handphone nya dan membuka pesan.
Banyak orang yang mengirimi pesan ke Aurel, ia pun mulai membalas satu persatu. Saat Aurel sedang chatan dengan Neal, Lia pun menelpon Aurel.

"Halo," ucap Aurel lewat telepon.

"Halo juga. Oh iya kak, ayah sama ibu ngajak Kaka buat makan malam bersama, Kaka mau ikut gak?" tanya Lia.

"Hem, liat nanti ya. Sejujurnya aku gak tau mau ngapain, tapi kali aja nanti aku kepikiran buat melakukan suatu hal. Nanti aku kabari lagi ya," ucap Aurel.

"Oh, baiklah," ucap Lia.

"Yasudah, sampai jumpa nanti," ucap Aurel.

Kemudian Aurel pun langsung memutuskan panggilan tersebut. Ia pun baru sadar ternyata orang tua nya mengirimi pesan.

"Terimakasih ya atas transfer an nya,"

Vanya mengirimi pesan itu dari kemarin. Dan kalau diingat ingat, dari kemarin Aurel bersama keluarga nya Nathan, dan gak mentransfer apapun ke ibu nya.
Namun Aurel memilih untuk tidak membalas pesan tersebut, ia pun langsung bangun dan mematikan alarm nya, dan kemudian Aurel pun keluar dari kamar.
Di ruang tamu, ia pun bertemu dengan Riel dan Neal yang sedang memainkan game Mario.
Ia pun langsung duduk di samping Riel dan menonton nya.

"Lawan nya susah ya," ucap Aurel.

"Iya nih, dari tadi kalah mulu," ucap Riel.

Dan benar saja. Tak lama kemudian, mereka berdua pun kalah lagi.

"Huh, gak jelas banget si," gumam Neal.

"Ayo kita ganti game aja," ucap Riel.

Neal pun mengangguk dan pergi mengganti kaset game.
Setelah selesai ia pun langsung kembali duduk.

"Oh iya, Aurel, tadi kamu dicariin Nathan," ucap Neal.

"Ngapain?" tanya Aurel.

"Gak tau, katanya sih dia disuruh minta maaf," jawab Neal.

"Oh, baiklah. Sekarang dia dimana?" tanya Aurel.

"Dia lagi pergi sama mama, paling bentar lagi dia balik," jawab Neal.

Aurel pun mengangguk pelan. Aurel akhirnya memilih untuk kembali ke kamar dan bersiap siap untuk mandi.
Beberapa menit kemudian, ia pun selesai.
Seperti biasa Aurel hanya memakai bedak dan liptin nya. Ia pun memutuskan untuk pergi ke kamar Nathan, karena ada beberapa barang Aurel yang tertinggal disana.
Saat masuk, ia pun melihat hairdryer miliknya.

"Hem, kering in disini aja deh," ucap Aurel.

Ia pun mulai mengeringkan rambut basah nya. Tak lama kemudian, Nathan pun datang.

"Ngapain disini?" tanya Nathan.

"Gak punya mata ya? jelas jelas lagi ngeringin rambut," jawab Aurel.

Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang