Part 19~

110 2 0
                                    

  Mereka pun saling memberi senyuman

"Kak, selamat ya, aura nona nona kekayaan kamu udah muncul," ucap Lia.

"Bisa aja kamu," ucap Aurel seraya tersenyum.

"Oh iya, ayo masuk dulu, aku bikinin minuman yuk," sambung Aurel.

Lia pun mengiyakan, dan mereka pun mulai berjalan memasuki rumah itu.
Lia sama dengan Aurel, ia pun terkagum dan mulai menatapi satu persatu dari sudut rumah itu.

"Gokil, kak ini bagus banget, kamu beruntung banget sih," ucap Lia.

"Menurut aku gak begitu beruntung sih," ucap Aurel.

"Ya ampun, Kaka mau yang sebesar apa lagi, ini udah besar banget loh," ucap Lia.

"Bukan masalah rumah nya, pokoknya ada suatu hal deh. Udah ayo kita minum minum dulu," ucap Aurel seraya menarik tangan Lia.

Mereka akhirnya sampai di dapur, dan Aurel pun mulai membuatkan minuman es untuk dirinya dan juga Lia.

"Yummy, seperti biasa, apapun yang kamu buat selalu enak, enak, dan enak," ucap Lia.

"Udah deh jangan muji terus, aku jadi malu nih," ucap Aurel.

Lia pun tersenyum melihat reaksi Aurel, dan tak lama kemudian, Aurel pun ditelpon oleh Nathan.
Ia pun izin kepada Lia untuk mengangkat telepon nya. Setelah Lia meng iyakan, Aurel pun pergi dari ruang dapur.

"Ada apa?" tanya Aurel dari telepon.

"Ke ruang kerja aku sini, temenin aku" ucap Nathan.

"Ngapain? Ada Lia, aku gak enak buat ninggalin dia," ucap Aurel.

Samar samar Aurel pun mendengar Nathan yang sedang tertawa kecil.

"Udah kesini dulu, aku mau ngasih sesuatu," ucap Nathan.

"Yasudah deh, tunggu bentar ya," ucap Aurel.

Nathan pun meng iyakan, setelah itu Aurel pun mematikan telepon itu, dan pergi lagi menemui Lia.

"Lia, aku pergi dulu ya," ucap Aurel.

"Loh, kemana kak, baru aja aku sampai, kok udah ditinggal," ucap Lia.

"Bentar doang kok, aku disuruh ke ruang kerja dia, katanya mau ngasih sesuatu," ucap Aurel.

"Wah, dia kangen kali sama kamu kak," ucap Lia seraya tersenyum.

"Orang seperti dia mana mungkin bisa kangen, udah ya takut kelamaan," ucap Aurel.

Saat Aurel berbalik arah, Lia pun memanggil nya lagi, dan menunjuk sebuah gelas minuman milik Aurel.

"Minuman kak Aurel bawa aja, kali aja dia haus kak," ucap Lia.

"Kan bekas aku," ucap Aurel.

"Ya ampun, gapapa toh? Bukannya kalian suami istri, ya kalo mau minum atau makan harus 1 bersama," ucap Lia.

Aurel pun tak ingin memperpanjang pembicaraan, ia pun mengambil gelas yang berisi bubuk coklat miliknya dan membawa nya ke ruangan Nathan.

"Ada apa, langsung ke inti nya aja," ucap Aurel.

"Sabar dulu, gak usah terburu buru, kamu baru aja sampe," ucap Nathan.

Aurel pun menghela nafas nya, dan ia pun baru menyadari minuman yang berada di tangan nya, Aurel pun langsung menaruh nya di meja Nathan.

"Ini apa?" tanya Nathan.

"Yap, seperti yang kamu lihat, ini susu coklat," jawab Aurel.

"Iya aku tau, tapi ini gak ada bius nya kan?" tanya Nathan dengan senyum jahil nya.

"Apa sih, lagian ngapain coba aku taro bius segala, udah diminum cepet, niat aku baik loh," ucap Aurel.

"Iya iya, bawel banget sih," ucap Nathan.

Nathan pun meneguk nya sedikit demi sedikit.

"Manis," ucap Nathan.

"Iya, soalnya tadi aku tambahin susu pemanis juga," ucap Aurel.

"Benarkah? itu bagus. Oh iya, lihat di pinggir gelas ini," ucap Nathan seraya menyodorkan gelas tadi.

Aurel pun mulai memperhatikan nya, dan ia pun menemukan bekas lipstik berwarna merah muda yang tertempel disana.

"Ini bekas siapa, eh, jangan jangan tertukar sama punya Lia," ucap Aurel seraya menunjukkan ekspresi kaget nya.

"Bodoh, ini jelas jelas warna lipstik kamu, barusan aku minum disini dan kamu tau? Rasanya tambah enak," ucap Nathan seraya tersenyum tipis.

Aurel yang mendengar perkataan itu pun langsung menutupi bibir nya, tetapi ia berusaha untuk menghilangkan rasa malunya.

"Gombal Mulu, udah cepet mau ngasih apa," ucap Aurel.

Tanpa basa basi, Nathan pun langsung mengeluarkan duit dan kartu kredit.

"Ini buat kamu," ucap Nathan.

"Hah? Ini pasti bohong kan, ini black card loh," ucap Aurel.

"Udah jangan banyak drama, di kartu ini banyak jumlah uang nya, dan duit ini untuk cash kamu," ucap Nathan.

"Nathan, makasih banyak!" teriak Aurel.

"Iya sama sama, simpan dengan hemat, setiap sebulan aku akan memberi mu uang," ucap Nathan.

"Aku gak tau mau bilang apa lagi, intinya aku bahagia banget, unlimited," ucap Aurel seraya tersenyum.

"Udah sana, bersenang senang sama Lia," ucap Nathan.

"Baiklah, sampai jumpa nanti," ucap Aurel seraya memberi kiss bye.

Nathan pun hanya tersenyum senyum melihat tingkah Aurel.
Aurel dengan senang pun menghampiri Lia seraya tersenyum senyum.

"Eh eh, kenapa nih, muka nya bahagia banget," ucap Lia.

"Kenapa ya, rahasia deh, ayu cepet kita pergi belanja cemilan," ucap Aurel.

"Oke oke, ayo," ucap Lia.

Mereka pun pergi dengan menggunakan mobil milik Lia.

  Di mall
Mereka pun membeli cemilan dan bahan untuk masak dengan lumayan banyak.

"Gila gila, kita beli sebanyak ini apa gak kebuang?" tanya Lia.

"Tentu nya gak, soalnya aku belanja sebanyak ini buat stok 1 bulan, pasti setiap pagi nya nanti aku masak," ucap Aurel.

"Oh iya ya, aku jadi pengen cepet-cepet nikah," ucap Lia.

"Heh, jangan mikirin nikah dulu, kamu masih terlalu muda," ucap Aurel.

"Iya ya, intinya aku pengen cepat cepat dewasa," ucap Lia.

Mereka pun mengobrol ngobrol sepanjang lorong, dan setelah merasa cukup, mereka berdua pun memutuskan untuk pulang.

  Sesampainya di rumah
Aurel dan Lia pun saling membantu membawa belanjaan, dan saat sampai di dapur mereka pun menaruh nya diatas meja.

"Wah, berat banget ya, gak sabar pengen taro taro bahan bahannya," ucap Lia.

"Yasudah, kalo kamu gak cape taro in aja sekarang, Kaka nanti nyusul ya, pinggang nya cape," ucap Aurel.

"Wah, boleh nih, oke deh, Kaka duduk aja dulu, aku mau menyusun dulu," ucap Lia.

Aurel pun mengiyakan perkataan Lia, tetapi ia tidak duduk.
Ada satu hal yang mereka tidak sadari, Nathan sedari tadi ada disana dan mulai memperhatikan mereka.

"Sialan, aku dicuekin," batin Nathan.

Nathan pun menaruh gelas yang berisi wine, dan ia pun menghampiri Aurel dan memeluknya dari belakang.
Aurel yang menerima sentuhan itu pun reflek melihat ke arah belakang, wajah mereka kini berdekatan. Namun dengan cepat Aurel langsung membuang pandangannya dan langsung melihat ke arah Lia lagi.

~Bersambung~

Semoga kalian menikmati ceritanya ya, jangan lupa vote biar aku semakin semangat.


Perjodohan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang