part empat 💐

5.7K 147 4
                                    

Selamat membaca.

"Eh kalian, silahkan masuk," sapa Langit sambil mempersilahkan Azka dan orang tua nya masuk.

"Iya, makasih ya Langit," balas Bunda Azka ramah.

Setelah itu mereka semua masuk kedalam.
Disana dapat Azka lihat, kalau Aca sedang berkumpul bersama para keluarganya.

"Ada Kamu Mel, silahkan duduk," ucap Zele.

" Iya Zel, gimana kabar kamu?," balas Meli.

" Baik kok," jawab Zele.

" Kak Azka, pasti mau lamar Aca ya?," tanya Aca pada Azka, Zele yang mendengar ucapan Aca hanya bisa tersenyum paksa ke arah Meli, sedang kan Langit langsung menepuk jidatnya sendiri.

" Hm," jawab Azka cuek.

" Ada gerangan apa, pak Felix berkunjung ke sini?," tanya Fhatur kepada Felix.

" Hhhh saya rasa anda sudah tau, bukan begitu calon besan?," jawab Felix yang di jawab decakan oleh Fhatur.

" Percaya diri sekali anda, bahkan saya tidak punya niatan menerima lamaran putra anda," balas Fhatur.

Aca yang mendengar ucapan ayahnya langsung melotot kan matanya "Aca Nerima kok yah," teriak Aca mengagetkan mereka semua.

" Jangan teriak-teriak perinces," peringat Mahen.

" Hehehe Pace Abang," ucap Aca sambil mengangkat kedua jarinya.

" Ekhem," dehem Azka mengalih perhatian mereka "maaf om, Tante, bang Mahen, bang Fathir, kedatangan saya sekeluarga ingin melamar Aca sebagai tunangan saya," lanjut Azka dengan suara yang tegas.

Zele yang mendengar ucapan Azka tersenyum tulus ke arah Azka, sedangkan para pawangnya Aca, hanya menatap Azka dingin, bahkan suhu dalam ruangan tersebut terasa mencekam.

" Loh, kok Lo gak minta izin ke gw juga sih bos, gw kan kakaknya Aca juga," sewot Langit, Yang hanya di tatap datar oleh sang empu.

" Punya apa kamu sampe berani melamar anak saya?," tanya Fhatur.

" Saya punya perusahaan sendiri om dan juga punya pulau dan cafe, dari hasil kerja keras saya sendiri, selama ini," jawab Azka.

" Saya gak butuh itu semua, saya hanya bertanya, apa kamu bisa menjaga Aca dari musuh bisnis saya, kamu tau sendiri kan, kalo banyak yang mengincar nyawa Aca ?," ucap Fhatur dengan datar.

" Saya siap, bahkan saya rela mengorbankan nyawa saya, demi menjaga Aca," jawab Azka tegas dan tanpa ada keraguan sedikit pun.

" Besok ke jalan melati, pukul sepuluh malam," ujar Mahen kepada Azka, yang sedari tadi dia Hanya diam.

" Baik bang," balas Azka.

"Saya mau melihat kemampuan kamu dulu, baru saya akan menerima lamaran kamu," putus Fhatur.

" Kau mau membunuh anak ku?," sewot Felix.

" Itu emang tujuannya," balas Fhatur memandang remeh ke Felix.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang