part empat puluh tujuh 💐

1.1K 82 35
                                    

Hai aku update nih
Gimana, udah pada penasaran belum?
Penasaran pasti ya kan?

Maap banget ya, lama update nya, soalnya aku nonton karnaval terus akhir-akhir ini wkwkw.

Sebelumnya aku minta maaf kalo semisal banyak kata atau tulisan yang kurang tepat dan mohon pengertiannya oke.

&

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA YAW!!!

happy reading...

***

"LO APAIN ADEK GW BANGSAT," teriak Azka sambil berjalan menghampiri Nada yang sudah tidak sadarkan diri.

"Bu-bukan Aca kak Azka, Ac- Aca gak bohong," ucap Aca dengan suara yang bergetar ketakutan.

"Apa lagi yang lo mau ca?," tanya Azka sambil mendekati Aca.

"Enggak kak Azka, Aca gak ngelakuin apa-apa hiks, Aca mohon percaya sama Aca," ucap Aca lagi.

"Lo masih gak mau jujur?," tanya Azka lagi, tapi kali ini dia tidak segan-segan menarik rambut Aca dengan sangat keras yang membuat Aca mengadu kesakitan.

"Aw hiks sakit kak Azka, lepasin rambut Aca hikss," ucap Aca sambil berusaha melepaskan jambakan Azka dari rambutnya.

"Lo emang gak punya hati ca, hhh gw masih gak percaya, kenapa selama ini gw percaya kalo Lo itu orangnya polos, Lo hebat ca, bisa bikin semua orang tertipu dengan kepolosan Lo," jedda Azka, setelah itu dia kembali mengucapkan sesuatu yang membuat perasaan Aca semakin bertambah hancur "gw benci sama Lo ca," lanjut Azka dan langsung mengangkat Nada ke gendongannya, setelah itu dia langsung meninggalkan Aca sendirian di dalam kamar mandi tersebut.

Sedangkan Aca hanya terdiam sambil terus menatap kepergian Azka "tapi Aca sayang sama kak Azka," ucap Aca lirih.

Dan bersamaan dengan itu tiba-tiba Langit datang di ikuti oleh Azura di belakangnya "Aca, Lo gak papa kan?," tanya Azura khawatir.

Sebelum Aca sempat menjawab, tiba-tiba Langit langsung menarik tangannya dan membawa dia pergi "ikut gw," ucap Langit.

"Lo mau bawa Aca kemana, JANGAN MACEM-MACEM LO YA," ucap Azura tapi tidak di hiraukan oleh Langit.

Sedangkan Langit terus menyeret tangan Aca sampai ke parkiran "naik," perintah Langit menyuruh Aca untuk menaiki motornya.

"Abang mau bawa Aca kemana?," tanya Aca.

"Gak usah banyak tanya, cepat naik," jawab Langit.

Aca pun menuruti perintah Langit, untuk menaiki motornya, setelah Aca menaiki motornya, Langit pun ikut menaiki motornya dan setelah itu Langit langsung tancap gas meninggalkan parkiran sekolah dengan kecepatan yang tinggi.

"ABANG PELAN-PELAN, ACA TAKUT HIKS," ucap Aca, tapi tidak di hiraukan oleh Langit, yang ada Langit semakin mempercepat lajuan motornya.

Aca pun hanya bisa pasrah sambil terus memejamkan matanya, hingga tidak lama kemudian, Langit memberhentikan motornya tepat di depan sebuah rumah kosong yang kelihatan menyeramkan di mata Aca.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang