Bab dua puluh dua💐

2.3K 86 4
                                    

Selamat membaca.

Di pagi hari, keadaan Aca sudah mulai membaik, dan Aca sekarang sedang berusaha membujuk seluruh keluarganya, agar dia di bolehin masuk sekolah.

"Aca mau sekolah ya ya ya," ucap Aca untuk yang keberapa kalinya.

"Kamu masih sakit dek," jawab Zele.

"Aca udah sembuh kok Bunda, lagian di sekolah kan ada kak Azka, ada Abang juga," balas Aca membujuk sang Bunda.

"Huh tanya Ayah sama Abang dulu gih," perintah Zele.

Aca pun menatap ke arah Ayah dan para Abang-abangnya, dengan muka yang di buat se melas mungkin Aca berjalan ke arah sang Ayah dan langsung duduk di pangkuan Ayahnya.

"Ayah," panggil Aca.

"Kenapa perinces?," tanya Fathur pura-pura tidak tahu dengan maksud Aca.

"Aca mau sekolah ya?," izin Aca.

"Kan perinces lagi sakit nak," jawab Fathur.

"Aca udah gak papa kok Ayah," balas Aca.

"Yaudah Ayah izinin, tapi perinces harus janji ya, kalo ada apa-apa langsung bilang ke Azka atau gak ke Abang," ucap Fathur.

"Yey, makasih Ayah, sayang Ayah banyak-banyak," jawab Aca dengan semangat sambil memeluk tubuh tegap Fathur.

"Ayah juga sayang sama perinces kecil Ayah," balas Fathur membalas pelukan Aca.

"Kalo gitu Aca siap-siap dulu ya," pamit Aca.

"Iya, adek mau berangkat sama siapa?," tanya Zele.

"Sama bang Langit aja," jawab Aca.

"Tumben gak mau berangkat bareng Azka?," tanya Langit dengan nada yang sedikit mengejek.

"Aca mau buat surprise ke kak Azka," jawab Aca sambil tersenyum lebar.

"Ck alay," ucap Langit.

"Iri, bilang kawan hhhhh," jawab Aca sambil tertawa dan langsung memasuki lift untuk menuju ke kamarnya.

Sedangkan Langit hanya bisa bersabar sambil mengelus dadanya "gini amat nasib jomblo," batin Langit.

"Aku berangkat dulu, ada meeting penting di kantor," pamit Fathir.

"Hati-hati ya bang," jawab Zele.

"Iya," jawab Fathir.

"Aku juga berangkat dulu yah, Bun," lanjut Mahen setelah kepergian Fathir.

"Hati-hati ya bang," jawab Zele.

"Iya Bun," jawab Mahen dan langsung pergi menuju ke kampusnya.

"Ayok Abang, kita berangkat," ajak Aca sambil berjalan menghampiri Langit.

"Ayok," jawab Langit.

"Ayah, Bunda, Aca berangkat sekolah dulu ya," pamit Aca sambil mencium tangan dan pipi Fathur dan Zele.

"Iya sayang, hati-hati ya, kalo ada apa-apa langsung bilang ke Abang atau enggak ke Azka oke," jawab Zele.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang