part tiga puluh tujuh 💐

1.7K 76 20
                                    

Hallo apa kabar? Masih setia kan nunggu kelanjutan ceritanya?
Kalo aku update. Ada notif gak sih di hp kalian?. Kalo ada langsung baca oke, tapi jangan lupa kasih vote dan komentarnya hehehe.

Kalo ada kata atau tulisan yang kurang tepat mohon maaf, dan kalo bisa bantu perbaiki ya!!!

Happy reading!!!
*
*
*

Sekarang Aca sedang berada di dalam kelas bersama ketiga sahabatnya, mereka semua sedang menunggu Azura yang masih belum selesai mengerjakan tugas, padahal bel istirahat sudah berbunyi semenjak lima menit yang lalu, murid-murid di kelas mereka pun sudah pada keluar untuk pergi ke kantin dan hanya tinggal mereka berempat lah di dalam kelas tersebut.

"Emangnya Azura dari tadi ngapain, kok bisa tugasnya belum selesai?," tanya Aca dengan posisi kepala yang di tidurkan ke atas meja.

"Biasa baca wp dia dari tadi," jawab Senja.

"Emang wp itu apasih, buku pelajaran Tah?," tanya Aca dengan muka bingungnya.

"Iya, buku pelajaran buat orang yang masih polos kayak Lo," jawab Azura sambil terus mengerjakan tugasnya.

"Emm, Aca boleh pinjam gak, Aca juga mau belajar," ucap Aca dengan polosnya sambil melihat ke arah Azura.

"Ck, gak usah dengerin omongan Azura, dia lagi stres sekarang," ucap Lusi yang langsung dapat pelototan dari sang empu.

"Azura stres gara-gara apa?," tanya Aca lagi.

"Gw stres gara-gara mau di tinggal pergi sama bang Fathir," jawab Azura sambil pura-pura menghapus air matanya.

"Beneran stres nih anak," ucap Senja.

"Lo dari tadi ngomong mulu, emang tugas Lo udah selesai?," tanya Lusi yang sudah jengah melihat kelakuan Azura.

"Udah tuh," jawab Azura.

"Yaudah ayok kita ke kantin, udah keroncongan nih perut gw," ajak Senja.

"Yok," jawab Azura.

Mereka berempat pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan beriringan menuju ke kantin untuk memesan makanan.

Sesampainya di kantin, mereka langsung pergi menuju ke meja yang sudah terisi oleh Azka dan para anggota inti, tapi yang membuat mereka heran adalah, di sana mereka tidak menemukan keberadaan Nada sama sekali, biasanya tuh anak selalu nempel kepada Azka, tumben tuh anak gak nempel ke Azka, begitulah mungkin yang ada di pikiran mereka.

"Sini," perintah Azka mempersilahkan Aca untuk duduk di sebelahnya.

"Kalian mau pesen apa, biar gw yang mesenin," tanya Ariel kepada Aca dan ketiga sahabatnya.

"Tumben baik," celetuk Azura.

"Yaudah kalo gak mau, Lo mesen sendiri sana," ucap Arie dan kembali duduk di bangkunya.

"Eh eh kok gitu sih, gw cuma bercanda, sensi amat jadi orang," jawab Azura.

"Ck, yaudah kalian mau pesen apa?," tanya Ariel lagi.

"Terserah Lo aja, yang penting gak ada racunnya," jawab Azura.

"Oke, kalo Lo Cil, mau pesen apa?," tanya Ariel kepada Aca.

"Terserah Abang aja, maaf ya ngerepotin," jawab Aca.

"Yaelah kek yang kesiapa aja Lo Cil, yaudah gw mau pesen dulu ya," balas Ariel.

"Oke, jangan lama-lama ya," ucap Azura.

"Ngelunjak ni orang," ucap Langit.

"Terus, masalah buat Lo," jawab Azura.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang