part empat puluh empat💐.

1K 71 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya yaw...
and kalo ada kata atau tulisan yang kurang tepat mohon dimaafkan dan tolong bantu perbaiki ya gaes.....

Happy reading!!!!

°°°🤍🦋°°°

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 6.00 pagi, dan Aca sudah siap dengan seragam sekolahnya, tapi ada yang berbeda dengan Aca di pagi ini, kalo biasanya Aca selalu terlihat ceria dan penuh semangat untuk berangkat ke sekolah, tapi sekarang Aca terlihat sangat gelisah, bahkan sedari tadi Aca hanya duduk diam di meja riasnya sambil memandang dirinya sendiri dari pantulan cermin, hingga terdengar ketukan pintu dari luar yang membuat Aca langsung menoleh ke asal suara tersebut.

Tok tok tok tok

"Dek, udah bangun belum?," tanya Mahen dari balik pintu, ya ternyata Mahen lah yang mengetuk pintu kamar Aca.

"Udah abang," jawab Aca sambil membukakan pintu untuk abangnya.

"Bagus deh kalo gitu, yaudah yok kita sarapan, bang Langit udah nungguin di bawah," ajak Mahen.

"Ayok," jawab Aca dengan semangat, karena mendengar bahwa Langit sedang menunggunya.

Mereka berdua pun berjalan memasuki lift untuk menuju ke lantai bawah, tidak butuh waktu lama, pintu lift pun terbuka, dan mereka berdua langsung menuju ke meja makan.

Sesampainya di meja makan, senyuman Aca semakin lebar karena melihat keberadaan Langit "pagi abang," sapa Aca dengan ceria kepada Langit.

"Hm," Jawab Langit singkat dan tanpa menoleh sedikit pun kepada Aca.

"Yaudah, cepetan sarapan, nanti kalian pada telat berangkat ke sekolahnya," ucap Mahen.

Mereka bertiga pun memulai sarapannya dengan keadaan hening, hingga sekitar sepuluh menit kemudian, mereka sudah menghabiskan sarapan mereka masing-masing.

"Emm, Aca boleh berangkat sama abang gak?," tanya Aca kepada Langit dengan penuh harap.

"Hm," jawab Langit.

Seketika senyuman Aca semakin merekah sampai memperlihatkan gigi kelincinya "makasih abang," ucap Aca yang tidak di respon oleh Langit.

"Yaudah abang, kalo gitu Aca sama bang Langit mau berangkat dulu ya," pamit Aca kepada Mahen, tidak lupa Aca juga mencium tangan beserta pipi Mahen yang di balas kecupan singkat di keningnya.

"Iya, hati-hati ya, belajar yang rajin, kalo ada apa-apa langsung hubungi Abang," perintah Mahen.

"Ay ay captain," jawab Aca.

"Berangkat dulu bang," pamit Langit.

"Iya, hati-hati bawa motornya, abang titip Aca ya," jawab Mahen.

"Hm," balas Langit.

Aca dan Langit pun berjalan beriringan menuju ke motornya Langit, setelah itu mereka pun menaiki motor tersebut dan langsung tancap gas meninggalkan mansion.

Selam di perjalanan, mereka berdua sama-sama terdiam, baik Aca maupun Langit tidak ada yang mau berbicara terlebih dahulu, sampai tidak terasa mereka sudah sampai di parkiran sekolah, di sana Langit langsung memarkirkan motornya di tempat biasa, tidak lupa seluruh anggota inti sudah berada di sana, kecuali Azka yang entah ada di mana.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang