part tiga belas💐.

3.6K 114 6
                                    

Selamat membaca

"KAK AZKA," teriak Aca sambil berlari memasuki mansion.

"Jangan lari," peringat Azka.

Aca yang awalnya berlari langsung berhenti di tempat, sambil nyengir kuda Aca berjalan ke arah Azka.

"Loh, ada bunda sama ayah juga," ucap Aca sambil mencium tangan orang tua Azka.

"Iya, kamu dari mana sayang?!," Tanya Meli.

"Aca dari supermarket sama Abang," jawab Aca dan duduk di sebelah Azka.

"Malam om, Tante," sapa Langit.

"Malam Langit," jawab Meli.

"Mantu cantik papa, beli apa ke supermarket hm?," Tanya Felix.

"Aca beli susu kotak dan beli cemilan," jawab Aca "oh iya, Aca juga beliin kak Azka permen loh, kata bang langit, kak Azka suka sama permen itu," lanjut Aca memberi tau.

Langit, yang merasa dirinya tidak aman pun berpamitan untuk pergi ke kamarnya.

"Ekhem, langit ke atas dulu ya," pamit langit dan langsung berdiri dari duduknya, tapi hanya tiga langkah saja, Daddy nya sudah menyuruh Langit untuk duduk kembali, mau tak mau dan dengan hati was-was Langit duduk kembali.

"Duduk," perintah Fathur, bukan nya apa, dia sudah tau kalo putranya ini mau melarikan diri.

"Emang adek beliin Azka apa?," Tanya Zele, yang juga ikut penasaran.

"Tunggu ya, Aca cari dulu," jawab Aca, sambil terus mencari di keresek super market.

"Nahhh ini," ucap Aca sambil memperlihatkan permen yang tadi dia maksud.

Semua orang yang ada di sana menganga dan langsung menatap dingin ke arah Langit.

Sedangkan Langit, hanya bisa tersenyum pasrah sambil terus menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kak Azka suka gak?," Tanya Aca.

"Gak," jawab Azka.

Aca yang mendengar jawaban Azka langsung memanyunkan bibirnya "tapi kata Abang, kak Azka suka tuh," ucap Aca.

"Adek, jangan dengerin omongan bang Langit lagi ya," nasehat Zele.

"Emang kenapa bunda?," Tanya Aca sambil menatap polos ke arah Zele.

"Karena dia stres," jawab Fathir.

Langit yang mendengar ucapan abangnya ingin perotes tapi...

"Apa?," Tanya Fathir, sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Hehehe enggak papa kok bang," jawab Langit sambil nyengir kuda, karena melihat tatapan datar abangnya.

"Nanti ke ruangan Abang," perintah Fathir.

Uhuk uhuk uhuk.

Langit yang mendengar itu tersedak ludah nya sendiri.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang