part tiga puluh enam 💐.

1.6K 72 14
                                    

Happy reading!!!
*
*
*

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 6.00 pagi, dan Aca sekarang berada di dalam kamarnya, dia sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, sedari tadi Aca tidak pernah melunturkan senyuman nya.

"Yey, Aca sekolah lagi," seru Aca di depan cermin.

Setelah itu Aca langsung mengambil tasnya dan berjalan untuk menuju ke meja makan, Aca terus melangkah kan kakinya sambil sesekali dia melompat-lompat kecil.

"Selamat pagi," sapa Aca dengan ceria, kepada seluruh anggota keluarganya yang memang sudah berada di meja makan, tidak lupa Aca juga mencium pipi mereka satu persatu yang di balas kecupan singkat di keningnya.

"Pagi sayang/ dek/ perinces," balas mereka semua bersamaan.

"Gak pegel tuh mulut dari tadi senyum mulu," ucap Langit yang sudah bosan melihat senyuman Aca.

"Enggak dong, Aca sekarang kan lagi bahagia," jawab Aca.

"Iya deh, si paling bahagia," balas Langit.

"Udah-udah mending sekarang kita mulai sarapan," lerai Zele.

Mereka semua pun memulai sarapannya dengan keadaan yang hening.
Hingga sepuluh menit kemudian mereka semua sudah menyelesaikan acara sarapannya.

"Ekhem, ada yang mau ayah sampaikan kepada kalian," ucap Fathur membuat mereka semua langsung menatap ke arah Fathur dengan ekspresi yang bertanya-tanya.

"Apa tuh yah?," tanya Aca sambil menatap polos ke arah Fathur.

Fathur pun sempat terdiam sebentar, setelah itu dia menatap ke arah sang istri yang juga sedang menatap ke arahnya sambil tersenyum lembut seakan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja.

Fathur pun menarik nafas dalam-dalam dan dia langsung mengatakan sesuatu yang membuat mereka semua terdiam "tadi malam opa kalian di larikan ke rumah sakit, dan sekarang opa sedang kritis," beri tau Fathur.

Seketika semuanya langsung terdiam mendengar ucapan Fathur, bahkan mata Aca sudah mulai berkaca-kaca.

"Opa sakit apa?," tanya Aca dengan suara yang bergetar.

Mendengar pertanyaan Aca, Fathur hanya bisa terdiam, gak mungkin kan dia bilang ke Aca, kalo ini ulah musuhnya, Fathir yang mengerti dengan keterdiaman Fathur, langsung membawa Aca ke dalam pelukannya.

"Opa pasti bakal baik-baik aja, udah jangan nangis lagi oke," ucap Fathir menenangkan Aca.

"Terus sekarang harus gimana?," tanya Langit.

"Ayah dan bunda beserta Fathir akan pergi ke Prancis untuk melihat kondisi opa, dan mengurus kantor opa untuk sementara waktu, sampai keadaan opa kalian membaik," jawab Fathur.

"Aca boleh ikut?," tanya Aca penuh harap.

"Adek kan harus sekolah nak, kalo adek ikut, nanti adek ketinggalan pelajaran, emangnya adek mau?," ucap Zele.

"Terus hiksss, Aca sama siapa di sini?," tanya Aca lagi.

"Kan masih ada bang Mahen sama bang Langit," jawab Mahen.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang