part dua puluh💐

2.8K 110 16
                                    

Selamat membaca!!!

Setelah kejadian Aca yang tidur di pinggir jalan tadi, sekarang Aca sedang berada di ruang keluarga bersama dengan seluruh keluarganya, di sana juga ada Azka yang duduk di sebelah Aca.

Sedangkan Aca hanya bisa menundukkan kepalanya, dia takut, karena seluruh keluarganya sedang menatap dingin ke arahnya.

"Perinces sudah tau kan, apa kesalahan perinces?," tanya Fathur dengan suara dingin nya.

Aca hanya mengangguk kan kepalanya, sambil menatap wajah Fathur dengan mata yang berkaca-kaca dan bibir yang melengkung ke bawah.

Seketika semua yang berada di sana, mengalihkan pandangan nya dari Aca, kenapa?, Ya karena mereka sangat gemas dengan wajah Aca yang sekarang. bahkan Langit sampai mencubit bantal yang ada di sebelahnya, sedangkan yang lain hanya bisa menggigit pipi dalam mereka masing-masing.

"Ekhem, perinces harus di hukum," ucap Mahen dengan muka datar, walaupun sebenarnya dia sedang menahan mati-matian untuk tidak mencium pipi gembul Aca.

"Iya Abang," jawab Aca dengan suara yang bergetar.

"Perinces gak boleh makan eskrim selama seminggu, itu hukuman dari Ayah," ucap Fathur.

"Gak ada susu kotak, selama seminggu," lanjut Fathir sambil tersenyum miring menatap ke arah Aca.

"Nah, kalo hukuman dari gw, mulai sekarang sampai bulan depan, bocil gak boleh nonton Doraemon titik," ucap Langit dengan angkuh, sambil menaik turun kan alisnya.

"Eh satu lagi, Lo kan udah buat gw panik nih, jadi hukumannya tambah satu, Lo gak boleh main Barbie," lanjut Langit, kapan lagi gw bisa ngerjain bocil edan satu ini, batin Langit tersenyum puas.

Mendengar hukuman dari Ayah dan para Abang-abangnya, seketika tangis Aca pecah di saat itu juga.

"Huaaaa hikss maafin Aca hikss, Aca hikss gak akan nakal lagi hikss, jangan hukum hiks Aca," ucap Aca sesegukan.

"Padahal hukuman dari Abang masih belom loh," jawab Mahen yang membuat tangis Aca makin keras.

Zele yang gak tega pun mencoba menenangkan Aca "udah ya sayang, jangan nangis terus, nanti mata adek bengkak," ucap Zele sambil membawa Aca ke pelukannya.

"Ta-tapi hiksss, Aca gak mau di hiksss hukum," jawab Aca.

"Bunda mau nanya, kalo orang punya salah harus apa?," tanya Zele.

"Harus minta maaf hiks dan bertanggung jawab," jawab Aca sambil sesenggukan.

"Lah itu, jadi Aca harus menerima hukuman dari Ayah dan Abang, kan Aca sudah berbuat salah sayang," ucap Zele menjelaskan secara halus kepada Aca.

Aca hanya diam dan terus menangis di pelukan bundanya, gimana gak mau nangis cobak, hukuman yang di beri ayah dan Abangnya sangat sulit+berat menurut Aca.

"Sita hiks hp Aca saja, jangan hukum yang itu hiks," ucap Aca.

"Hukuman tetap hukuman," jawab Fathir yang membuat tangisan Aca pecah kembali.

"Sutt udah sayang, nanti kamu sesak nafas," peringat Zele.

"Sini bun biar Azka yang nenangin Aca," pinta Azka, angkat suara, setelah dari tadi dia hanya diam saja.

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang