part tiga puluh dua 💐.

1.9K 74 24
                                    

Yuhuuuu i'm comeback!!!!!

Udah pada penasaran ya?
Sebelumnya jangan lupa vote dan komen ya sayang akoh....

Happy reading!!!
*
*
*

°°✨🤍°°°

Cukup lama mereka terdiam di depan ruang UGD, hingga terdengar suara langkah kaki yang membuyarkan lamunan mereka semua, mereka pun melihat ke asal suara tersebut, dan ternyata yang datang adalan keluarga Aca beserta teman-temannya Aca, termasuk Nada yang juga ikut ke sana.

"Gimana keadaannya Aca, Azka?," tanya Zele dengan nada yang penuh ke khawatiran.

Azka hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah, Zele yang mengerti dengan kondisi Azka, langsung membawa Azka ke dalam pelukannya.

"Aca pasti baik-baik saja, percaya sama Bunda," ucap Zele menenangkan Azka.

Azka hanya diam saja, sambil mengeratkan pelukannya kepada Zele, dia merasa bersalah karena sudah gagal menjaga Aca.

Melihat menantunya yang begitu rapuh, Fathur pun menepuk pundak Azka, dia mengerti dengan perasaan Azka sekarang.

"Maaf," ucap Azka lirih sambil melepaskan pelukannya kepada Zele.

"Ini bukan salah kamu," jawab Zele.

Bersamaan dengan itu, pintu UGD terbuka, dan keluarlah seorang dokter bersama beberapa suster di belakangnya.

"Gimana keadaan anak saya dok?," tanya Zele.

"Alhamdulillah, keadaan Nona baik-baik saja, meskipun tadi butuh beberapa jahitan di kepalanya, di karenakan luka di kepalanya yang begitu dalam," jawab dokter dengan sopan.

"Gak ada luka serius kan dok?," tanya Langit yang masih belum merasa puas.

"Tidak ada tuan, tapi mungkin nanti setelah sadar, Nona sering merasakan pusing di kepalanya, hal itu di sebabkan oleh bekas luka dan jahitan yang ada di kepalanya, selebihnya tidak ada luka yang serius," balas dokter tersebut, dengan rinci.

"Apa boleh kita masuk dok?," tanya Zele.

"Maaf nyonya, kami akan pindahkan dulu Nona ke ruang..."

"VIP," potong Fathur dengan suara dinginnya.

"Baik tuan," jawab dokter tersebut.

"terimakasih ya," ucap Zele.

"Sama-sama nyonya, kalo begitu saya pindahkan dulu Nona ke ruang VIP," pamit dokter tersebut dengan sopan.

"Silahkan dok," jawab Zele.

Dokter pun di bantu oleh beberapa suster yang lain, untuk mendorong brankar Aca menuju ke ruang VIP.

Sedangkan Azka dkk, beserta seluruh keluarga Aca mengikuti dari belakang, mereka semua merasa lega karena Aca baik-baik saja, tapi beda lagi dengan Nada, dia terus menatap ke arah Aca yang terbaring di brankar dengan tatapan yang penuh ambisi.

"Kali ini Lo selamat bitch," batin Nada kesal.

Kini mereka sudah sampai di ruang VIP, dokter dan para suster pun, pamit undur diri setelah menyelesaikan semua tugasnya,     setelah dokter tersebut pergi, Azka langsung menghampiri brankar Aca, dan mendudukkan dirinya di bangku yang memang berada di sana.

"Cepat bangun ya sayang," bisik Azka, di telinga Aca, dan langsung mencium kening Aca dengan lembut.

Cup

Bocil Kesayangan Atharrazka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang