MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
seorang lelaki dengan menggunakan pakaian abu-abu nya tengah duduk di salah satu cafe yang cukup terkenal di Jakarta.
dia meminum segelas jus mangga dengan pandangan lurus menatap seseorang di seberangnya. dia memberikan paper bag yang isi nya adalah seragam sekolah lengkap dengan atributnya.
"ini seragam yang Lo minta. gue harap kerja sama kita bisa berjalan dengan baik". lelaki itu lalu menampilkan senyum smirk nya saat membayangkan jika rencana nya berhasil.
lelaki di seberangnya mengangguk. "tenang aja, dengan gue pindah ke sekolah itu gue bakalan lebih mudah buat hancurin mereka". lelaki itu meneguk satu gelas kopi nya hingga tandas.
ana berjalan keluar kamar dengan menenteng paper bag yang di dalam nya ada kotak berisi brownis coklat yang sengaja dia buat tadi pagi untuk kedua temannya.
waktu itu ana sempat membawa brownis itu ke sekolah nya, lalu Vani dan dara mencobanya hingga akhirnya mereka berdua meminta di buatkan brownis kembali dengan rasa yang sama.
merepotkan memang! tapi tidak masalah bagi ana, karena menurutnya memasak adalah salah satu pekerjaan yang tidak sulit. ana sangat menyukai memasak, dia selalu di ajarkan berbagai menu masakan yang berbeda setiap harinya oleh bi Marni.
ana berjalan keluar rumahnya dengan mulutnya yang tidak berhenti bernyanyi. lalu atensi nya melihat bi Marni sedang memegang sebuah selang berwarna biru dengan tanaman yang berada di hadapannya.
"bi marni!". ana menepuk pundak bi Marni secara tiba-tiba dari belakang. untuk saja bi Marni tidak jantungan.
"astaghfirullah non, bikin kaget aja". bi Marni mengelus dadanya dengan mengerjakan matanya. "lagi happy ya non? dari tadi senyum terus". bi Mirna menoel dagu ana dengan tatapan menggodanya. bi Marni sangat jarang melihat ana senang seperti ini, bi Marni jadi lupa dengan air selang yang masih mengalir di bawah kaki nya.
ana tersenyum lalu mengangguk. "lagi seneng aja biii". ujar nya dengan mengambil tangan bi Mirna lalu mencium nya.
"aku berangkat ya! kalo air nya ga di pake mending matiin aja biii". ucap nya dengan mata nya yang menyipit saat tertawa.
bi Marni tersadar lalu melihat ke bawah dan benar saja! air nya sudah mengalir kemana mana. jika Aditama tahu, pasti dia sudah mengamuk layaknya macan tertidur yang sengaja di bangunkan.
